Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Memories of Perahu Kertas

--> Apa yang kamu pikirkan ketika kusebutkan “perahu kertas”? Judul buku, dee, film atau… Ya, barangkali ini ada hubungannya dengan judul buku Dee yang kemudia difilmkan. Soundtrack filmnya! yang berjudul sama, kau tahu? Setiap kali aku mendengarnya selalu teringat akan satu hal. Tentang perahu kertas. Ya sekali lagi kusebutkan dua kata itu, perahu kertas.

Cerita Dalam Filosofi Hujan

Oleh: Lina Astuti Judul Buku: Jika Hujan Pernah Bertanya Penulis: Robin BIE Wijaya Cetakan: I, Agustus 2011 Penerbit: Leutika Prio Tebal: viii + 128 halaman ISBN: 978-602-225-081-4 Membaca kumpulan cerpen ini seperti sedang menonton drama Korea , romantis. Jika menonton film kita bisa menangkap cerita dari audio dan visual yang tersaji di layar monitor, beda halnya ketika kita membaca sebuah buku. Perlu ketekunan seorang pengarang untuk bisa menuliskan suatu ide cerita yang bisa dinikmati oleh pembacanya.

Maaf, Ini Sajak Laki-laki

; untuk Aisyah Aku laki-laki, Aisy Punya hati Memiliki puisi, Namun takkan kubagi pada sesiapa pun Tak juga kepadamu Hingga nanti.. dini hari ckp, 150312/03:03

(sedikit saja) Membincang 'Setia'

Dulu saya pernah ngirim sms ke beberapa sahabat deket saya, sms iseng sebetulnya. Sekedar polling kecil-kecilan. Dalam pesan singkat itu saya bilang, “ Tolong tuliskan  satu kata yang menggambarkan diri saya!” Jawabannya macam-macam. Tapi hampir semua jawaban mereka bernada positif (hadeeh, temen2 saya ini emang, coba kalau saya kirim ke musuh saya, pasti keluarnya yang negatif2) Ada yang bilang Kreatif, Sahabat, Kuat, Hijau (yang ini apa coba maksudnya? :p hehe..), Tangguh dan yang paling mengena di hati saya adalah Setia. Ehm.. *serius* Ngomongin tentang kata setia, saya jadi inget buku

Cinta Dalam Jatuh Dari Cinta

Judul Buku                   : Jatuh Dari Cinta Penulis                          : Benny Arnas Cetakan                       :  I, Mei 2011 Penerbit                        : Grafindo Tebal                            : xii + 216 hlm. 11,5 cm x 17,5 cm ISBN                           : 978-602-8458-42-2 Berbicara tentang jatuh cinta seperti menikmati sketsa merah jambu

Puisi Sederhana (Oleh-oleh Inagurasi FLP Karawang)

; di sepanjang perjalanan aku mengulum manisnya kebersamaan Ditemani Rabithah dhuha ini Kita dendangkan asa Dalam  bertapak-tapak langkah perjalanan Bukan tanpa arah ; lihat! Muaranya Disana! Hari ini Adalah sisih yang telah kita sepakati bersama Pada Ahadmu yang padat tanpa jeda Aku merengek menagih waktu yang lambung di udara Menerbangkan angan kebersamaan kita

Beberapa Bait Untuk Sahabat

(Untuk Catatan Tahunan Seorang Teman) ; untuk  Mas Adi 3   Sebuah Keinginan Sederhana Ada yang ingin menjadi bintang Agar ia bersinar terang Ada yang ingin menjadi rembulan Agar ia terlihat benderang Dan ada yang ingin menjadi kau Agar ia menjelmamu ; ialah dirimu ckp, 07 Jan11 19:20

Ruang Tersunyi

Ruang Tersunyi Oleh M Irfan Hidayatullah Hayat dan Mamat kembali ke perpustakaan, ruang tersunyi itu. Lumayan masih ada sekitar lima belas menit lagi sebelum masuk kelas, pikir mereka. “Menurutku buku itu terlalu rame,” Mamat mengawali pembicaraan di bangku baca di sudut perpustakaan sekolah yang dikunjungi oleh hanya lima siswa plus penjaga perpus yang terkantuk-kantuk. “Buku mana maksudmu?” tanggap Hayat. “Itu, Druken Monster-nya Pidi Baiq. Kan, tadi kamu ngajak mendiskusikannya?” “Oh, iya… lupa aku… mmmh… aku sepakat. Buku itu bahasanya memang rame. Kita seperti disuguhi sebuah gagasan yang loncat-loncat, tapi mengasyikan. Lucu dan banyak pikiran yang tidak umum. Tapi serame apa pun buku, ia tetap sebuah ruang paling sunyi.” “Nanti dulu…apa katamu tadi?”

aku yang mengingkari pertemuan kita

di perbatasan kotaku--kotamu, aku sempat memotekkan reranting puisi, tentang sebuah pertemuan yang sama-sama kita sepakati. sebab terlalu banyak alasan untukku mengurungkan niat, melarungkan langkah cerita kita yang tak jua mampu aku eja, setiap depa demi depa terasa begitu salah langkah. salah tingkah. engkau sempat berucap, hal yang paling kau inginkan adalah sebuah pertemuan kita. namun aku menghendaki kepergianmu. jauh-jauh dari relung dadaku. sebab, jika Ia mau, suatu saat perjumpaan kita tak akan hanya berupa simfoni terindah -- mungkin kan menjadi nyanyian paling surga. sungguh, bukan aku ingin ingkar. namun aku ingin tetap tinggal, di sini -- di tempatku seharusnya. menjaga sampai halalku. maka, mengertilah..

Kita dan Budaya Baca-Tulis

Oleh: Lina Astuti (FLP Cabang Karawang) “Ketika duduk di setasiun bis, di gerbong kereta api, di ruang tunggu praktek dokter anak, di balai desa, kulihat orang-orang di sekitarku duduk membaca buku, dan aku bertanya di negeri mana gerangan aku sekarang, Ketika berjalan sepanjang gang antara rak-rak panjang, di perpustakaan yang mengandung ratusan ribu buku dan cahaya lampunya terang benderang, kulihat anak-anak muda dan anak-anak tua sibuk membaca dan menuliskan catatan, dan aku bertanya di negeri mana gerangan aku sekarang,” Hayo, kira-kira siapa yang bisa menjawab pertanyaannya pak Taufiq Ismail dalam puisinya yang berjudul Kupu-kupu Dalam Buku, di negeri mana gerangan aku sekarang? Tempat di mana buku-buku dibaca, di bis, di ruang tunggu rumah sakit, di kereta, di angkot dan tempat-tempat lainnya. Suatu tempat yang toko bukunya ramai orang-orang mengantri membeli, perpustakaan-perpustakaan yang banyak dikunjungi, dan di rumah-rumah mereka memiliki buku-buku untuk dib

Ketika Harus Kehilangan, Meski Tak Akan Menjadi Sama

 oleh: Lina Astuti Membaca cerpen ini rasanya saya ataupun siapa saja yang membacanya, akan mengingatkan kita pada seseorang yang telah pergi meninggalkan kita. Entah itu pergi karena satu hal keperluan, karena bermasalah dengan kita, atau terlebih meninggalkan kita untuk selamanya karena satu hal yang tak bisa dihindari oleh siapapun; kematian. Yang sama-sama akan menimbulkan rasa kerinduan dan kenangan. Kepergian seseorang yang kita cinta itu terkadang menjadi titik balik, di mana kita dalam fase ‘sadar’ bahwa kita pernah memiliki, pernah menorehkan cerita kehidupan bersamanya, dan tentunya akan ada rutinitas yang biasa dikerjakan bersamanya yang akan kita rindukan; kita akan merasa ada yang berbeda ketika seseorang itu pergi. “Rasa rindu, sedih dan kehilangan itu akan selalu hadir untuk orang yang berarti di hati kita. Apalagi untuk orang yang sering bersama dengan kita selama ini tiba-tiba sudah tidak ada.”

Yang Memanggilku…

Bismillahirrahmaanirrahiim.. Sebelumnya maaf ya kalau tulisan ini gak penting, hehe.. :D Entahlah, saya gak pernah nanya ke yang ngasih nama saya, Lina Astuti opo artinya? Kayak orang-orang tuh, misalnya dikasih nama Siti Khadijah biar akhlaknya, kayanya, sabarnya kayak bunda Khadijah binti Khuwailid. Kan katanya nama adalah do’a, tapi saya yakin kalau ortu saya punya alasan tersendiri ngasih nama saya, pastinya gak asal nyomot aja, iya pasti itu! (walaupun sebenernya pengen nanya, ma, pa, artinya apaan sih? Tapi gak usah deh dari pada jawabannya ngecewain *loh? Heheh..) Ada beberapa nama panggilan untuk saya dari orang-orang yang mengenal saya, diantaranya adalah… (baca sampai abis ya…maksa! :P) Menut , ini panggilan kecil dari keluarga. Awalnya cuman panggilan olok-olokan dari teteh-teteh saya. “Eh, dasar kue menut!” kata teteh kalo lagi ngambek. Menut itu sebenernya nama kue, sejenis kue basah atau jajanan pasar gitu, warnanya pink, pakai gula, pake parutan kelapa dan kalau

Semangat Seperti Mereka

Bila lelah menyapa dirimu, pejamkan mata dan bayangkan “Asma binti Abu Bakar” yang sedang memanjat tebing saat BERJIHAD Bila UJIAN HIDUP buatmu menangis, pelajarilah ketabahan “Asiyah istri Firaun” Bila CELAAN menyapa dirimu, hadirkanlah kesabaran “Maryam putri Imron” ... Bila PUTUS ASA membuatmu menyerah, bayangkan “Hajar” yang berlari dari bukit Shafa dan Marwah Mereka hanyalah manusia biasa seperti diri kita, namun cinta pada RabbNya yang membuat mereka SABAR, TABAH dan KUAT. Hayuk ah, kita belajar menjadi seperti mereka. Semangat! Bismillah, Allahu Akbar!! ^^ *copas fb STW 

Tentang Langkah Kita

Ini adalah saat-saat yang tak mudah, terlebih bagiku. Saat harus menahan ego dan sok tahu diri yang senantiasa gagah dengan pongah. Karena kita akan sama-sama lelah dan aku butuh dirimu, butuh tatapan mata kalian yang mengajak aku untuk sandaran sejenak di saat lelah, untuk kumpulkan semangat yang lebih power full , demi langkah kaki kita yang panjang. Demi cita-cita, mimpi dan harapan yang tak akan pernah habis untuk kita perjuangkan. “Jika harus memimpin, jadilah seperti Power Ranger yang senantiasa bersatu untuk melawan kejahatan, jangan menjadi Satria Baja Hitam yang melakukannya sendirian. Ranger Merah katanya paling hebat, tapi apalah dia jika tanpa Ranger Hitam, Ranger Kuning, Ranger Biru dan   Ranger Pink ketika harus berhadapan dengan monster yang kuat?” * Tentu engkau tak pernah lupa akan The Power of Jama’ah ? Seperti halnya sapu lidi yang takkan berfungsi jika sendiri, untuk menyapu kotoran apa daya ia jika tak ada kawan? Tapi jika bersama tentu semua lebih ringan,