Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

[Puisi] Matahari Kepada Angin

1 kita saling mengintip di daring itu saling mengoreksi, mengenang kembali,  tertawa sendiri, agak menyesali,  namun membanggai. kita saling menatap dalam diam tidak sanggup mengkhianati,  tetap menjaga, menahan hasrat, dan yakin pada pilihan kini. kita saling membangun benteng  dengan fondasi kepercayaan tidak sanggup berpaling,  tetap menanti nanar, berasa ada namun tiada, dan terserang amnesia dini. mencoba mengingat lagi. 2 aku menahan segala derita pengasingan bukan berarti awal segala kekalahan. sebab kebahagiaan yang aku minta telah menanti di puncak paling purna. puncak di mana segala sendi kerinduan bercumbu dalam sau tirakat perjamuan. perjamuan singkat di gigir senja yang pucat.

Tentang Sebuah Pinta

BismIllah.. Pada saat seorang anak meminta uang kepada orang tua, hal apa yang pertama kali orang tua itu akan lakukan? Jawabannya adalah bertanya. Ya, "Uang untuk apa, nak?" Begitu kira-kira pertanyaannya. Begitupun dengan pinta-pinta kita pada Allah. Pada waktu do'a itu dipanjatkan, minta jodoh suami yang shaleh misalnya, seketika, Ia Sang penga bul segala pinta bertanya -- suami yang shaleh itu untuk apa? Namun, kita seakan tak pernah sadar bahwa kita tengah ditanya akan permintaan kita tersebut. Melalui pertanyaan itu, Allah maha tahu kapan Ia mengabulkan doa. Seperti doanya bapak para Nabi, Ibrahim a.s. Dalam sepenggal doa ia bermunajat pada Allah, meminta agar diberikannya seorang keturunan dari bangsanya sendiri seorang nabi yang bisa menyelamatkan kaumnya. Rentang ribuan tahun jaraknya, doa itu baru Allah kabulkan, lahirlah seorang Rasul penutup para nabi, Rasulullah salallahu alaihi wasallam sebagai pemberi syafaat kaumnya kelak di akhirat, i

Memiliki dan Kehilangan

Bismillah.. Entah, akhir-akhir ini saya sering merasa takut kehilangan. Padahal, pada hakikatnya saya hanya manusia, yang tak pernah benar-benar memiliki. Semua hanya titipan, saya sadar akan hal itu. Mungkin, jika pun bisa memilih, saya ingin dititipi lebih lama. Meski seringnya tak luput dari lupa, lupa untuk menjaga apa yang telah dititipkan. Hingga sadar semuanya begitu berharga, saat segalanya telah hilang, diambil oleh yang Menitipkan.  "Apa karena saya terlanjur 'jatuh' kepada 'hal' yang tak semestinya?" Doushite kimi ga naku no mada boku mo naite inai noni Mengapa kau menangis? Padahal aku masih belum menangis Jibun yori kanashi mukara tsurai no ga dotchi ka wakaranaku naru yo Betapa menyedihkannya aku, aku bahkan tak tahu apa yang salah dengan diriku Garakuta datta hazu no kyou ga futari nara takara mono ni naru Hari ini akan menjadi harta karun berharga bagi kita berdua Soba ni itai yo kimi no tameni dekiru koto ga boku ni aru

Main Air di Pantai Samudera Baru

Di Karawang emang ada pantai? Pertanyaan itu terlontar dari beberapa teman ketika saya cerita tentang tempat-tempat wisata apa saja yang bisa dikunjungi di kota Pangkal Perjuangan ini. Walaupun, saya yang seumur-umur tinggal di Karawang, baru kesampean berkunjung ke salah satu pantainya pada bulan April tahun ini. Hahaha... maklum, sebelumnya tempat jalan-jalan saya hanya sekitaran mall dan tempat shoping lainnya XD Nah, kalau sekarang masih ada yang nanya emang di Karawang ada pantai? Maka saya akan nyuruh orang yang nanya itu buat buka peta (galak amatan :P). Setelah buka peta, baru sadar kan kalau Karawang adalah salah satu daerah di Jawa Barat yang berada di Pantai Utara, yang akrab kita sebut dengan julukan Pantura . Bagian utara Kabupaten Karawang berbatasan langsung dengan Laut Jawa , yang jika kamu berenang sekitar empat puluh derajat dari bibir pantai ke arah laut sejauh 50.000.000 km, maka kamu akan sampai di salah satu pantai di pulau Kalimantan XD (iya sih kalau ku

Hijau Rumput

Pagi itu, kamu terlihat  begitu menarik perhatianku. Mulai dari pasmina batik, kaca mata, cardigan, rok batik, sepatu yang kaukenakan, dan tentu senyum lesung pipimu. "Hei, itu ada teteh-teteh sendirian di sana. Ajakin gabung sama kita!" Kataku dengan penekanan suara penuh arti. Saat itu, ketika melihat sorot matamu yang penuh antusias dan semangat, aku memendam rasa iri pada kawan-kawan yang selalu mengawalmu semenjak awal keberangkatan hingga kepulangan. Dan ketika kamu benar-benar pulang.. kamu dan para 'pengawal' Hijau Rumput, terbilang waktu yang singkat untuk megenalmu. Aku hitung, dua kali saja kita bertegur sapa. Pertama ketika kamu berbalik dan bertanya bagaimana caranya melompat dari batu besar ke air, aku saja tidak berani melakukannya, Teh. Jawabku singkat. Kedua saat foto bersama di depan air terjun. Kalau posisi Teteh seperti itu, muka aku gak keliatan XD ujarku, kemudian kamu membetulkan posisi. "Kang Hijau Rumput yang mana?" Pertanya

Kehangatan Puncak Dua Guntur, Tragedi di Puncak, dan Keseruan Ketika Turun Gunung (Catatan Guntur bagian 2)

Bermalam di Puncak Dua Guntur yang Hangat Puncak dua gunung Guntur menjelang malam, seusai shalat isya, saya memilih masuk ke dalam tenda. Sebetulnya perut sudah terasa lapar, karena sesampainya di puncak saya hanya makan mie cup, itupun berbagi dengan dua orang teman.   Saya merebahkan badan dan ngemil beberapa makanan ringan dan buah kiwi. Tim kami belum ada yang berinisiatif untuk masak, mungkin sama seperti saya, kelelahan setelah kurang lebih delapan jam mendaki gunung Guntur. Ada yang istimewa di puncak dua ini, saya tidak tahu apakah di puncak Guntur yang lain juga kondisinya sama. Guntur yang merupakan gunung api aktif, dari dalam perutnya masih mengeluarkan kawah hangat. Ketika merebahkan badan di dalam tenda, rasa hangat menjalar ke tubuh saya. Karena hal tersebutlah ketika nge camp di puncak gunung kali ini saya tidak membenamkan diri ke dalam sleepingbag . Saya menggunakan sleepingbag sebagai bantal. Beberapa menit sekali saya harus membolak-balikkan badan, mengub

Resensi Sayap-sayap Sakinah

Judul Buku: Sayap-sayap Sakinah Penulis:  Afifah Afra dan  Riawani Elyta Penerbit: Indiva Media Kreasi Cetakan: Pertama, Juli 2014 Tebal: 248 Halaman ISBN: 978-602-1614-22-8 Cover Buku Sayap-sayap Sakinah Jika kita mau merenung sejenak, bahwa segala sesuatu, Allah ciptakan secara teratur, yang semuanya mengarah kepada keseimbangan. Coba lihat posisi tubuh manusia sendiri. Ada sepasang tangan yang masing-masing ada di kanan dan di kiri, juga sepasang kaki, sepasang mata, sepasang telinga. Dan jika jumlah organ itu hanya satu, seperti hidung, mulut, kepala, selalu diposisikan di tengah, dengan pertimbangan yang tepat antara kanan dan kiri. (halaman 40) Makhluk-makhluk Allah di muka bumi ini pun selalu memiliki dua hal yang saling melengkapi. Pada gunung merapi misalnya, di satu sisi gunung adalah wujud yang kokoh dengan kepundan yang siap menyemburkan magma yang sangat panas. Akan tetapi, gunung pun selalu menampakkan panorama yang indah dengan bentuk-bentuk arti

Karawang Creative Night, Sebuah Persembahan dan Apresiasi

KARAWANG – Event ‘Karawang Creative Night’ tahun 2015 siap dikemas meriah. Selain menyajikan perwajahan khas Kabupaten Karawang dari kondisi sejarah, kekinian dan Karawang kedepan, juga bakal menyuguhkan beragam kegiatan seni budaya yang akan ditampilkan di spot-spot acara di Karawang Central Plaza (KCP). Pemrakarsa kegiatan, Asep Irawan Syafei, yang juga CEO Fakta Jabar Mediatama mengatakan bahwa secara keseluruhan, panitia mencatat ada lebih dari ratusan komunitas seniman dan budaya yang akan terlibat dalam tim kreatif gelaran ‘Karawang Creative Night’ tahun 2015 yang mulai digelar 26 September sampai 27 September. “Dalam gelaran kali ini, ada berbagai macam tim kreatif yang akan terlibat, dari mulai tim kreatif seniman budaya tradisi, kontemporer, modern, kuliner dan lainnya yang akan ikut memeriahkan acara,” katanya. Asep selanjutnya mengatakan bahwa perbedaan lain dalam agenda ‘Karawang Creative Night’ adalah semakin banyaknya acara-acara seni yan

Resensi Gundam Attack!

Ceritanya, postingan kali ini dalam rangka belajar menulis resensi buku anak, hehe.. Biasanya kalau nulis review buku , saya berpanjang kali lebar, eh ini hanya dibatasi 200 kata. Kenapa hanya 200 kata? hm... gak apa-apa sih, cuman ya pengin aja gitu sesuai dengan standar resensi buku anak yang dimuat di Kompas . Nex, semoga bisa lebih rajin baca dan nulis resensi lagi sayanya :D Oia, sebelum nulis sempet ngintip blognya tetangga soal cara mengirim Resensi Anak Kompas . Di situ dituliskan, karena target resensinya adalah anak-anak, jadi harus menggunakan bahasa yag mudah dimengerti dan tidak terlalu pajang tulisannya. Yoi, ini dia hasil eksperimentnya, langsung aja, ah.. Gumpla! Judul Buku    : Gundam Attack! Penulis        : Wylvera W. & Darryl Khalid Aulia Cetakan    : I, Mei 2015 Tebal        : 140 hal Penerbiit    : Noura Books Ketika membereskan kamar Ciko, mama tidak sengaja menemukan kertas ulangan pelajaran Sejarah milik anaknya itu. REMEDIAL! Begitu P

Berkaca, Sebuah Muhasabah Diri

berkacalah ia ; pada debu yang mengakrabi jalan, pada selembar daun yang tak kau hiraukan berkacalah ia ; pada bersitatap makna yang lupa dibahasakan, pada kata ikhlas yang susah payah untuk tak kau umbar berkacalah ia ; pada ragam lakon kehidupan, yang menuntut banyak penerimaan dan berkacalah ia ; pada cermin yang tak mampu memantulkan bayangan maka berkacalah ia ; pada tanpa kaca Cikampek, 16032015 dini hari *untuk diri

Sepuluh Muwasofat Tarbiyah

Bismillah... Ahad siang di suatu halaqah, murrabiah saya menyinggung tentang Muwasofat Tarbiyah . Saya sendiri gagal mengingat  apa yang dimaksud oleh murrabiah saya tersebut, padahal di tempat liqo sebelumnya saya pernah menerima materi itu. Duh, dengan menyadari betapa longgarnya ilmu yang mampu saya ikat, semoga duduk melingkar setiap pekan ini  bukan menjadi hal yang tak ada gunanya bagi saya. Jadi teringat kalimat salah satu sahabat Nabi Salallahu ‘alaihi wasalam, Ali bin Abi Thalib. “Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya!” begitu ujarnya. Baiklah, kali ini saya coba berikhtiar dalam belajar. Maka, saya tuliskan materi yang diberikan oleh murrabiah tentang 10 Muwasofat Tarbiyah . Menurut sumber yang saya baca, Muwasofat berasal dari kata wa-sho-fa yang artinya watak atau rupa diri. Sedangkan Tarbiyah secara umum berarti pendidikan. Sedangkan menurut Dr. Ali Abdul Halim Mahmud dalam bukunya yang berjudul Peringkat-Peringkat Tarbiyah Ihwanul Muslimin, mengartikan ba

Belajar Syukur Dari Seorang Anak

Bismillahirrahmaanirrohiim. Kali ini saya mau sedikit berbagi cerita tentang salah satu anak yang membuat saya mengerti tentang arti syukur. Bagi beberapa orang yang dekat dengan saya, barangkali sudah mendengar cerita ini langsung dari mulut saya, bahkan cerita ini berulang-ulang saya ceritakan, seakan tak pernah bosan. Suatu hari, kelas kami mendapatkan rezeki. Masing-masing dari kami mendapatkan satu box berisi nasi uduk dan sepotong ayam goreng. Ada salah satu anak didik saya di kelas tiga yang tengah syukuran karena kholas menghafal juz 30. Jadilah pagi itu, usai murodjaah di kelas, kami sarapan bersama dengan nasi box tersebut. Ketika membuka nasi milik saya, seorang anak kelas satu tiba-tiba nongol di samping saung kelas kami. Dengan sapaan dan senyumnya yang khas. “Bu Linaaa,” sapanya sambil membetulkan letak kacamata. “Hei, Assalamu’alaikum. Sudah sarapan belum?” kata saya sambil tersenyum. “Waalaikumsalam. Udaaah, bu,” jawabnya. “Mau nyicip

My Wishlist

Beberapa bulan terakhir, saya lumayan banyak berbelanja buku. Sempat syok  ketika menghitung jumlah  buku yang dibeli antara bulan Juli sampai September. Terlebih, rata-rata buku yang saya beli merupakan buku-buku yang hanya memenuhi ‘nafsu’ gila baca saya, tak jauh dari novel-novel dan kumcer saja. Padahal, saya sempat menargetkan untuk mulai rutin membeli buku-buku anak. Terlebih memang jenis buku tersebut yang menurut saya urgent untuk saya miliki guna menunjang program taman baca maupun program lainnya, semisal perpus untuk sekolah-sekolah ‘mimpi’ saya. Karena hal tersebutlah, mulai bulan depan (Oktober 2015) saya akan puasa belanja buku selain buku-buku anak. Jadi intinya, saya hanya boleh membeli buku anak saja, entah itu dongeng, novel anak, kumcer, atau majalah anak-anak. Duh, semoga kuat ya buat gak beli novel, hehe... XD Selama program ini berlangsung (belum diputuskan berjalan berapa lama), saya sih berdoa semoga masih ada buku pinjaman yang bisa saya baca. Meski sering

Review Novel Bukan Cinderella: Kadang Cinta Tak Bisa Memilih

Masih inget terakhir baca bukunya Mbak Ifa Avianty yaitu dwilogi Facebook on Love yang berhasil mengaduk-aduk  emosi saya pada saat membacanya. Chapter pertama maupun yang kedua dari buku tersebut sama-sama menghadirkan sekelumit drama rumah tangga dengan segala bumbu-bumbunya. Ditambah dengan gaya penuturan mba Ifa yang berhasil membuat saya jatuh cinta pada tulisannya yang pertama (pertama kali baca tulisan mba Ifa di kumcernya yang berjudul Musim Semi Enggak Lewat Depok).   Nah, kali ini ceritanya saya mau me- review novel Mba Ifa yang judulnya Bukan Cinderella . Novel setebal 215 halaman ini terbitan Noura Books, kalau gak salah dulu namanya penerbit Mizan Media Utama kemudian berganti nama menjadi Noura Books. Buku ini  memberikan catatan rekor bagi pembaca yang agak malas seperti saya, bisa menghatamkan novel ini dalam jangka waktu 3 jam saja.. saking serunya atau emang gak ada kerjaan lain, eh XD (tapi asli novelnya seru :D). ** Bukan Cinderela Apa yang ada di da

Resensi Novel Rengganis Altitude 3088

Rengganis, Novel  Tentang Pendakian Judul Buku: Rengganis Altitude 3088 Penulis: Azzura Dayana Penerbit: Indiva Media Kreasi Tahun Terbit: Agustus 2014, Cetakan Pertama Jumlah Halaman: 232 Hal ISBN: 978-602-1614-26-6 Cover Novel Rengganis Dia baru saja menyelinap keluar. Terbangun oleh gemerisik angin yang menabrak-nabrak tenda. Dua lapis jaket membungkus tubuhnya. Satu jaket polar dan satu jaket parka gunung. Tak ada seorang manusia lain pun yang terlihat. Seluruh penghuni kerajaan sang dewi telah tertidur. Pandangannya lurus ke depan. Kemudian, tiba-tiba saja tatapannya berubah menjadi tajam. Sangat tajam. Menatap lekat sesuatu. Atau lebih dari satu. Perlahan-lahan dia berjalan meninggalkan tenda. Meninggalkan teman-temannya yang tidur di dalam tenda. Menjejaki rerumputan basah dalam langkah-langkah pasti. Dermaga itu tujuannya. Mendekati tarikan magnet bercahaya. Memanggil-manggilnya dengan suara tak biasa. Rengganis, pentas apa sebenarnya yang tengah dilangsung

Aisyah binti Abu Bakar Difitnah, Tak Perlu Dibela

Ahad ba’da dzuhur, masjid Aljihad-Karawang mulai lengang ditinggal jamaahnya. Sayup-sayup lantunan tilawah masih terdengar di sudut masjid. Sementara itu, kita duduk berhadapan dan saling bercerita, seperti biasa, bercerita tentang apa saja. Hingga bermuara pada sebuah kisah yang kamu tuturkan kembali padaku... Kisah yang diceritakan oleh ustadz muda yang sama-sama kita ‘gemari’. Terimakasih atas ilmunya, Bungsu. Teteh abadikan dalam tulisan ini. Semoga harapan terbesar kita, jadi muslimah shalihah (ehm), Allah catatkan dan kuatkan untuk mewujudkannya. Aamiin... *** Seorang ustadz muda menceritakan kembali sebuah kisah perjalanan Aisyah binti Abu Bakar radiallahuanha kepada istrinya. Suatu hari, dalam perjalanan pulang usai peperangan, Aisyah binti Abu Bakar yang ikut serta dalam rombongan kaum muslimin, beliau kehilangan kalungnya. Ummul mukminin tersebut menduga, bahwa kalungnya jatuh di tempat pemberhentian mereka yang terakhir. Maka, Siti Aisyah kembali ke tendanya, tempa