Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

The Traveler's Wife

Judul Buku: The Traveler's Wife Penulis: Tias Tatanka Penerbit: Salsabila Tahun Terbit: April 2015 Tebal: 242 Halaman   The Traveler's Wife (Dokpri) TAK bisa dipungkiri bahwa traveling adalah suatu hal yang menyenangkan. Banyak orang yang sengaja mengagendakan waktunya jauh-jauh hari untuk melakukan kegiatan yang satu ini.   Tak jarang pula mereka yang hendak melakukan traveling , harus rela menuntaskan pekerjaannya lebih dahulu agar saat bepergian jauh tak ada tanggung jawab yang ditinggalkan. Tapi bagaimana jika seorang ibu yang akan melakukan traveling , padahal seperti yang kita tahu bahwa pekerjaan seorang ibu tak pernah ada habisnya? Itulah yang dialami oleh Tias Tatanka yang merupakan istri dari penulis buku Balada si Roy, Gol A Gong . Dalam bukunya yang berjudul The Traveler’s Wife , Tias menceritakan bagaimana beratnya meninggalkan keempat orang anaknya untuk menemani sang suami traveling . Kepergian Tias dan suami bukan hanya dalam rangka jalan-jalan

Receh untuk Buku 2016 [Master Post]

Sebagai orang yang hobi beli buku, minjemin, nyampulin, tapi bacanya kadang susah, hehe.. saya tertarik untuk mengikuti challenge ini. This is a simple challege. Tapi harus konsisten karena kalau enggak bisa aja tergoda buat dibeliin permen. hohoho.. Berawal dari blognya mba Alvina . Begini peraturannya: 1. Kumpulkan semua uang receh yang kamu punya sejak bulan Januari-Desember 2016 2. Setelah akhir tahun, hitung jumlah uang tersebut dan belikan buku yang kamu inginkan/bukunya dihadiahkan ke orang lain 3. Buat postingan tentang challenge  ini di blog kamu, share di media sosial yang kamu punya 4. Pasang banner Receh Untuk Buku 2016 Simpel kan? Yeaaahh semangat ngumpulin receh:D

Rengginang Eyang, Sebuah Revolusi Ketan

BELAKANGAN ini heran lihat teman-teman di satu komunitas yang hobi banget kulineran. Hampir tiap malam kalau nongol di grup whatsapp obrolannya gak jauh dari “Kuliner dimana malam ini, Bro?” Awal-awal sih sempet tertarik buat ikut nongkrong di tempat makan pilihan mereka atau blusukan Karawang buat cari tempat makan yang katanya rekomended. Tapi lama-lama kalau dipikir boros juga ya kulineran mulu. Apalagi mereka rata-rata cari tempat makan enak yang tentunya berbanding lurus sama harganya yang segambreng. Bikin pengin nangis kalau lihat isi dompet. Da aku mah apa atuh, hanya bubuk Rengginang *Nangis di pojokan sambil peluk lutut* eh, apa tadi, bubuk Rengginang? Hm.. Ngomongin Rengginang jadi inget lebaran. Biasanya H+ sekian setelah lebaran, tiba-tiba kaleng biskuit keluarga isinya berubah bentuk jadi Rengginang. Tanya si Mamah dengan santai ngejawab, “Oh, musim lebaran emang banyak yang jualan biskuit palsu. Makanya hati-hati kalau beli sesuatu, apapun itu. semuanya serba dipal