Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Karawang Creative Night, Sebuah Persembahan dan Apresiasi

KARAWANG – Event ‘Karawang Creative Night’ tahun 2015 siap dikemas meriah. Selain menyajikan perwajahan khas Kabupaten Karawang dari kondisi sejarah, kekinian dan Karawang kedepan, juga bakal menyuguhkan beragam kegiatan seni budaya yang akan ditampilkan di spot-spot acara di Karawang Central Plaza (KCP). Pemrakarsa kegiatan, Asep Irawan Syafei, yang juga CEO Fakta Jabar Mediatama mengatakan bahwa secara keseluruhan, panitia mencatat ada lebih dari ratusan komunitas seniman dan budaya yang akan terlibat dalam tim kreatif gelaran ‘Karawang Creative Night’ tahun 2015 yang mulai digelar 26 September sampai 27 September. “Dalam gelaran kali ini, ada berbagai macam tim kreatif yang akan terlibat, dari mulai tim kreatif seniman budaya tradisi, kontemporer, modern, kuliner dan lainnya yang akan ikut memeriahkan acara,” katanya. Asep selanjutnya mengatakan bahwa perbedaan lain dalam agenda ‘Karawang Creative Night’ adalah semakin banyaknya acara-acara seni yan

Resensi Gundam Attack!

Ceritanya, postingan kali ini dalam rangka belajar menulis resensi buku anak, hehe.. Biasanya kalau nulis review buku , saya berpanjang kali lebar, eh ini hanya dibatasi 200 kata. Kenapa hanya 200 kata? hm... gak apa-apa sih, cuman ya pengin aja gitu sesuai dengan standar resensi buku anak yang dimuat di Kompas . Nex, semoga bisa lebih rajin baca dan nulis resensi lagi sayanya :D Oia, sebelum nulis sempet ngintip blognya tetangga soal cara mengirim Resensi Anak Kompas . Di situ dituliskan, karena target resensinya adalah anak-anak, jadi harus menggunakan bahasa yag mudah dimengerti dan tidak terlalu pajang tulisannya. Yoi, ini dia hasil eksperimentnya, langsung aja, ah.. Gumpla! Judul Buku    : Gundam Attack! Penulis        : Wylvera W. & Darryl Khalid Aulia Cetakan    : I, Mei 2015 Tebal        : 140 hal Penerbiit    : Noura Books Ketika membereskan kamar Ciko, mama tidak sengaja menemukan kertas ulangan pelajaran Sejarah milik anaknya itu. REMEDIAL! Begitu P

Berkaca, Sebuah Muhasabah Diri

berkacalah ia ; pada debu yang mengakrabi jalan, pada selembar daun yang tak kau hiraukan berkacalah ia ; pada bersitatap makna yang lupa dibahasakan, pada kata ikhlas yang susah payah untuk tak kau umbar berkacalah ia ; pada ragam lakon kehidupan, yang menuntut banyak penerimaan dan berkacalah ia ; pada cermin yang tak mampu memantulkan bayangan maka berkacalah ia ; pada tanpa kaca Cikampek, 16032015 dini hari *untuk diri

Sepuluh Muwasofat Tarbiyah

Bismillah... Ahad siang di suatu halaqah, murrabiah saya menyinggung tentang Muwasofat Tarbiyah . Saya sendiri gagal mengingat  apa yang dimaksud oleh murrabiah saya tersebut, padahal di tempat liqo sebelumnya saya pernah menerima materi itu. Duh, dengan menyadari betapa longgarnya ilmu yang mampu saya ikat, semoga duduk melingkar setiap pekan ini  bukan menjadi hal yang tak ada gunanya bagi saya. Jadi teringat kalimat salah satu sahabat Nabi Salallahu ‘alaihi wasalam, Ali bin Abi Thalib. “Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya!” begitu ujarnya. Baiklah, kali ini saya coba berikhtiar dalam belajar. Maka, saya tuliskan materi yang diberikan oleh murrabiah tentang 10 Muwasofat Tarbiyah . Menurut sumber yang saya baca, Muwasofat berasal dari kata wa-sho-fa yang artinya watak atau rupa diri. Sedangkan Tarbiyah secara umum berarti pendidikan. Sedangkan menurut Dr. Ali Abdul Halim Mahmud dalam bukunya yang berjudul Peringkat-Peringkat Tarbiyah Ihwanul Muslimin, mengartikan ba

Belajar Syukur Dari Seorang Anak

Bismillahirrahmaanirrohiim. Kali ini saya mau sedikit berbagi cerita tentang salah satu anak yang membuat saya mengerti tentang arti syukur. Bagi beberapa orang yang dekat dengan saya, barangkali sudah mendengar cerita ini langsung dari mulut saya, bahkan cerita ini berulang-ulang saya ceritakan, seakan tak pernah bosan. Suatu hari, kelas kami mendapatkan rezeki. Masing-masing dari kami mendapatkan satu box berisi nasi uduk dan sepotong ayam goreng. Ada salah satu anak didik saya di kelas tiga yang tengah syukuran karena kholas menghafal juz 30. Jadilah pagi itu, usai murodjaah di kelas, kami sarapan bersama dengan nasi box tersebut. Ketika membuka nasi milik saya, seorang anak kelas satu tiba-tiba nongol di samping saung kelas kami. Dengan sapaan dan senyumnya yang khas. “Bu Linaaa,” sapanya sambil membetulkan letak kacamata. “Hei, Assalamu’alaikum. Sudah sarapan belum?” kata saya sambil tersenyum. “Waalaikumsalam. Udaaah, bu,” jawabnya. “Mau nyicip

My Wishlist

Beberapa bulan terakhir, saya lumayan banyak berbelanja buku. Sempat syok  ketika menghitung jumlah  buku yang dibeli antara bulan Juli sampai September. Terlebih, rata-rata buku yang saya beli merupakan buku-buku yang hanya memenuhi ‘nafsu’ gila baca saya, tak jauh dari novel-novel dan kumcer saja. Padahal, saya sempat menargetkan untuk mulai rutin membeli buku-buku anak. Terlebih memang jenis buku tersebut yang menurut saya urgent untuk saya miliki guna menunjang program taman baca maupun program lainnya, semisal perpus untuk sekolah-sekolah ‘mimpi’ saya. Karena hal tersebutlah, mulai bulan depan (Oktober 2015) saya akan puasa belanja buku selain buku-buku anak. Jadi intinya, saya hanya boleh membeli buku anak saja, entah itu dongeng, novel anak, kumcer, atau majalah anak-anak. Duh, semoga kuat ya buat gak beli novel, hehe... XD Selama program ini berlangsung (belum diputuskan berjalan berapa lama), saya sih berdoa semoga masih ada buku pinjaman yang bisa saya baca. Meski sering

Review Novel Bukan Cinderella: Kadang Cinta Tak Bisa Memilih

Masih inget terakhir baca bukunya Mbak Ifa Avianty yaitu dwilogi Facebook on Love yang berhasil mengaduk-aduk  emosi saya pada saat membacanya. Chapter pertama maupun yang kedua dari buku tersebut sama-sama menghadirkan sekelumit drama rumah tangga dengan segala bumbu-bumbunya. Ditambah dengan gaya penuturan mba Ifa yang berhasil membuat saya jatuh cinta pada tulisannya yang pertama (pertama kali baca tulisan mba Ifa di kumcernya yang berjudul Musim Semi Enggak Lewat Depok).   Nah, kali ini ceritanya saya mau me- review novel Mba Ifa yang judulnya Bukan Cinderella . Novel setebal 215 halaman ini terbitan Noura Books, kalau gak salah dulu namanya penerbit Mizan Media Utama kemudian berganti nama menjadi Noura Books. Buku ini  memberikan catatan rekor bagi pembaca yang agak malas seperti saya, bisa menghatamkan novel ini dalam jangka waktu 3 jam saja.. saking serunya atau emang gak ada kerjaan lain, eh XD (tapi asli novelnya seru :D). ** Bukan Cinderela Apa yang ada di da

Resensi Novel Rengganis Altitude 3088

Rengganis, Novel  Tentang Pendakian Judul Buku: Rengganis Altitude 3088 Penulis: Azzura Dayana Penerbit: Indiva Media Kreasi Tahun Terbit: Agustus 2014, Cetakan Pertama Jumlah Halaman: 232 Hal ISBN: 978-602-1614-26-6 Cover Novel Rengganis Dia baru saja menyelinap keluar. Terbangun oleh gemerisik angin yang menabrak-nabrak tenda. Dua lapis jaket membungkus tubuhnya. Satu jaket polar dan satu jaket parka gunung. Tak ada seorang manusia lain pun yang terlihat. Seluruh penghuni kerajaan sang dewi telah tertidur. Pandangannya lurus ke depan. Kemudian, tiba-tiba saja tatapannya berubah menjadi tajam. Sangat tajam. Menatap lekat sesuatu. Atau lebih dari satu. Perlahan-lahan dia berjalan meninggalkan tenda. Meninggalkan teman-temannya yang tidur di dalam tenda. Menjejaki rerumputan basah dalam langkah-langkah pasti. Dermaga itu tujuannya. Mendekati tarikan magnet bercahaya. Memanggil-manggilnya dengan suara tak biasa. Rengganis, pentas apa sebenarnya yang tengah dilangsung

Aisyah binti Abu Bakar Difitnah, Tak Perlu Dibela

Ahad ba’da dzuhur, masjid Aljihad-Karawang mulai lengang ditinggal jamaahnya. Sayup-sayup lantunan tilawah masih terdengar di sudut masjid. Sementara itu, kita duduk berhadapan dan saling bercerita, seperti biasa, bercerita tentang apa saja. Hingga bermuara pada sebuah kisah yang kamu tuturkan kembali padaku... Kisah yang diceritakan oleh ustadz muda yang sama-sama kita ‘gemari’. Terimakasih atas ilmunya, Bungsu. Teteh abadikan dalam tulisan ini. Semoga harapan terbesar kita, jadi muslimah shalihah (ehm), Allah catatkan dan kuatkan untuk mewujudkannya. Aamiin... *** Seorang ustadz muda menceritakan kembali sebuah kisah perjalanan Aisyah binti Abu Bakar radiallahuanha kepada istrinya. Suatu hari, dalam perjalanan pulang usai peperangan, Aisyah binti Abu Bakar yang ikut serta dalam rombongan kaum muslimin, beliau kehilangan kalungnya. Ummul mukminin tersebut menduga, bahwa kalungnya jatuh di tempat pemberhentian mereka yang terakhir. Maka, Siti Aisyah kembali ke tendanya, tempa

Menemukan Sumber Sejarah

Hari ini saya membongkar file-file dan beberapa buku yang tertumpuk dalam lemari di ruang guru. Saya menemukan beberapa catatan berisi notulen rapat di tahun awal sekolah tempat saya mengajar ini berdiri. Arsip catatan tersebut bisa disebut sebagai peninggalan sejarah atau sumber sejarah. Pengertian Sumber Sejarah Sumber sejarah adalah peninggalan-peninggalan masa lampau yang digunakan sebagai bahan guna menyusun sejarah. Dari peninggalan-peninggalan sejarah tersebut, kita bisa megetahui masa lalu yang telah terjadi dan tak bisa diulang. Macam-Macam Sumber Sejarah Sumber sejarah bisa dibedakan menjadi tiga. Yang pertama adalah sumber benda. Sumber benda adalah sumber yang diperoleh dari benda-benda peninggalan sejarah, contohnya uang logam, kapak persegi, kapak lonjong, candi, arca, dan sebagainya. Yang kedua adalah sumber tertulis, yaitu sumber yang didapatkan dari sumber-sumber tertulis. Misalnya prasasti, piagam, dokumen, koran, dan lain sebagainya. Yang terakh

Sekolah di Dalam Hutan

Pencarian Sekolah di Dalam Hutan Siang itu, seusai menggelar aksi penggalangan dana untuk pembangunan masjid Tolikara, Papua, saya dan seorang sahabat meluncur ke tempat tujuan kami selanjutnya. Kami akan mencari ‘sekolah di dalam hutan’. Sebuah pencarian yang sempat gagal pada  perjalanan saya sebelumnya dengan dua orang sahabat yang lain. Saat itu kami tengah mencari lokasi untuk event kegiatan sosial di bidang pendidikan. Namun karena medannya sulit dan kondisi kami pada saat itu cukup kelelahan, maka kami memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan, dan ‘sekolah di dalam hutan’ hanya menjadi sebuah cerita dari mulut ke mulut yang tak mampu kami buktikan benar keberadaanya. Sahabat saya, Teh Ika, selalu antusias ketika menyimak cerita perjalanan kami pada saat itu. Hingga saya dan dia merencanakan sesuatu, bertekad untuk mencari sampai ketemu ‘sekolah di dalam hutan’, sebuah sekolah marginal, yang katanya, akses masuk ke desa tempat sekolah tersebut berada  harus melewa