Oleh: Lina Astuti
Judul Buku:
Jika Hujan Pernah Bertanya
Penulis: Robin BIE Wijaya
Cetakan: I, Agustus 2011
Penerbit: Leutika Prio
Tebal: viii + 128 halaman
ISBN: 978-602-225-081-4
Membaca
kumpulan cerpen ini seperti sedang menonton drama Korea , romantis.
Jika
menonton film kita bisa menangkap cerita dari audio dan visual yang tersaji di
layar monitor, beda halnya ketika kita membaca sebuah buku. Perlu ketekunan
seorang pengarang untuk bisa menuliskan suatu ide cerita yang bisa dinikmati
oleh pembacanya.
Karena satu hal yang digunakan untuk menikmati buku adalah dengan imajinasi, bagaimana caranya seorang pengarang bisa membuat pembaca berimajinasi bersama buku tersebut. Itulah yang dilakukan oleh penulis buku ini. Buku yang dikemas dengan cirri khas penulis yang memang kerap menuliskan cerita yang berbau cinta dan romantis.
Karena satu hal yang digunakan untuk menikmati buku adalah dengan imajinasi, bagaimana caranya seorang pengarang bisa membuat pembaca berimajinasi bersama buku tersebut. Itulah yang dilakukan oleh penulis buku ini. Buku yang dikemas dengan cirri khas penulis yang memang kerap menuliskan cerita yang berbau cinta dan romantis.
“Pernah berpikir, kenapa awan hadir lebih
dahulu setiap kali hujan akan turun?”
“Tidak,” jawabku
“Bukankah artinya sudah jelas, hujan akan
turun setelah muncul awan mendung di langit?” lanjutku.
“Aku punya filosofi sendiri,”
“Apa itu?”
“Karena awan paling setia. Menemani hujan
hadir untuk bumi, walau setelahnya hujan berlalu begitu saja, meninggalkan awan
di atas sana .”
Hening.
Sedalam
itu kah?
.
Demikian kutipan salah satu cerita
dalam buku ini. Bercerita tentang drama percintaan bertemunya sepasang kekasih
yang berbeda negara.
Buku
ini dibagi dalam tiga bagian, yang masing-masing bagian memuat sebuah novelet
inti dari buku ini dengan judul yang sama,
yakni Jika Hujan Pernah Bertanya. Dalam bagian pertama penulis sengaja
memenggal noveletnya menjadi bersambung, kemudian diselingi oleh enam cerpen.
Dilanjut pada bagian ke dua, bersambung lagi dan diselingi oleh lima cerpen, kemudian
bagian ke tiga hingga tamat. Jumlah keseluruhan isi buku ini adalah satu
novelet dan sebelas cerpen pelengkap.
Robin
Wijaya berusaha menghadirkan sebuah buku kumpulan cerpen yang memiliki tema.
Jika pada buku kumpulan cerpen sebelumnya yang diterbitkan oleh penerbit yang
sama memiliki tema Rindu dan Kehilangan, maka pada buku keduanya ini ia mencoba
berfilosofi tentang hujan. Hingga menghasilkan tema tentang Hujan dan
Kesetiaan.
Jika
Hujan Pernah Bertanya, Setia adalah alasan kecilku untuk tetap mencintaimu. Namun
karena buku ini diterbitkan secara indie, jadi buku ini belum bisa ditemui di
toko buku, hanya bisa dibeli melalui penerbitnya langsung secara online.
Sebuah
buku yang layak untuk dinikmati.
*dimuat di Harian Pasundan Ekspres
Hai Lina, makasih ya reviewnya
BalasHapusIt's really nice :)
sama-sama, Bang. sekarang novelnya udah banyak aja nih, Bang :)
BalasHapusHallo kak Lina catatannya bagus banget. buat nambah pengeahuan.
BalasHapusYa ampun aku kok meleleh ya huhuhu... bahagianya menjadi hujan selalu ditemani awan walaupun hujan sudah berlalu
BalasHapus