Langsung ke konten utama

Sate Pisang Pasir dengan Skippy Peanut Butter

Bagi saya, cemilan berbahan dasar pisang emang gak ada matinya. Favorit banget euy. Mulai dari pisang goreng, pisang nudget, pisang goreng pasir, bolu pisang, molen, bolen, dll.

Nah di postingan kali ini pun, saya mau berbagi pengalaman membuat cemilan berbahan dasar pisang (lagi). Sebetulnya resepnya sudah pernah saya bagikan di sini. Hanya saja kali ini saya menggunakan selai Skippy sebagai toppingnya, selai coklat kacang yang ternyata bukan hanya cocok dihidangkan sebagai olesan roti saja.



Skippy Peanut Butter dengan strip coklat ini dikemas dengan toples plastik, jadi anti pecah gitu. Sampai-sampai toplesnya suka dimainin sama anak saya yang baru berusia 9 bulan. Anak bayi ngiler pengin selai juga kayaknya hehehe XD.

Oia, selai skippy ini sudah bisa dibeli di minimarket-minimarket terdekat. Sebelum beli, jangan lupa cek tanggal kadaluarsa, nomor BPOM, dan kehalalannya ya.

Ngomong-ngomong soal kehalalannya, awalnya sempat ragu dengan produk ini. Soalnya mereka tidak mencantumkan label halal MUI di kemasannya. Tapi setelah membaca postingan mba Nita, beliau udah duluan cek di laman halal MUI dan ternyata sudah terdaftar sebagai produk halal. Bersyukur deh kalau udah gitu. Makasih juga ya mba Nita atas infonya. Hehehe. Sempat jadi pertanyaan juga sih kenapa label halalnya belum atau enggak dipasang. Sebaiknya kan dipasang ya biar yang beli gak ragu-ragu lagi. Just usul.

Tanggal kadaluarsa di tutup kemasan


Langsung ke resepnya, yuk!

Bahan:
2 buah pisang (jenis apapun yang bisa digoreng, saya pakai pisang kepok)
2 sendok makan tepung terigu
Tepung panir
Minyak goreng
Skippy peanut butter



Cara Membuat:
1. Potong pisang serong kecil-kecil.
2. Buat adonan tepung terigu yang ditambah air. Seperti membuat adonan untuk pisang goreng tapi buat agak encer.
3. Celupkan potongan pisang ke dalam adonan terigu, kemudian gulingkan di atas tepung roti.
4. Goreng hingga berwarna kuning kecoklatan.
5. Tusuk 3 buah mengyunakan tusuk sate.
6. Terakhir bumbui selagi masih hangat dengan selai Skippy.


Oleskan selai skippynya selagi pisang masih panas, jadi selai kacangnya terlihat agak melting gitu. Adik dan dan ponakan saya suka banget.

*Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan dan Praxis sebagai perwakilan SKIPPY® Peanut Butter Indonesia.


Komentar

  1. Wah Alhamdulillah bisa berbagi info ya, Mba. Pastinya label halal dan juga izin BPOM harus kita utamakan ya. Ketika pada produknya belum ada label halalnya, memang saya langsung ceki di web MUI. Alhamdulillah memang ada :D

    BalasHapus
  2. Aku suka bikin ini Lin, enyaaaak emang ya :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...