Semenjak SMA, saya merupakan penghuni rumah yang enggak betah tinggal di rumah. Tapi bukan anak yang suka keluyuran enggak jelas juga sih, namun lebih lama menghabiskan waktu di sekolah, tepatnya di ruang OSIS. Sebagai salah satu pengurus sekaligus 'penghuni' ruang OSIS, banyak hal yang saya lakukan di ruangan tersebut dari Senin sampai Sabtu, mulai dari rapat, ngerjain PR, diskusi, curhat, tiduran, makan, ngelihatin orang yang pacaran dari balik kaca jendelanya, bolos dari mata pelajaran tertentu eits.. hahaha.. Pokoknya masih banyak lagi. Tapi kalau hari Minggu tempat nongkrongnya ganti, bukan di ruang OSIS, tapi di bawah pohon rindang bareng teman-teman Pramuka. Jadi full 7 hari dalam seminggu itu saya ke sekolah. Seringnya pulang menjelang maghrib, sementara sekolah normalnya pulang jam 1 siang. Lol.
Setelah lulus SMA dan masuk ke dunia kerja, hobi keluar rumah di akhir pekan gak berhenti sampai di situ. Di Sabtu-Minggu saya masih nyari-nyari kegiatan, seperti pengajian, seminar, ikutan kuliah, dan gabung di berbagai komunitas. Pokoknya kegiatan saya seabreg dan seakan gak ada capeknya gitu. Apalagi ketika mulai ketemu dengan teman-teman yang hobi naik gunung, jalan-jalan ke pantai, ke angkringan, nongkrong di KP, duh, makin betah deh saya di luar rumah.
Efeknya apa? Saya punya banyak teman, walaupun seiring waktu ada yang ditingal dan meninggalkan. Tapi itulah kehidupan. Ada yang kurang perhatian juga, adik bungsu yang beranjak dewasa jadi jarang diajak jalan bareng. Kami jadi berjarak. Sedih? Pasti. Merasa sangat menyesal saat dia sulit 'dikendalikan'. Dan sering tak punya rasa untuk mengerti apa yang dimau dan dibutuhkan orang tua. Dua sisi yang manusiawi.
Sekarang gimana? Di tahun ke-3 pernikahan dengan bayi 19 bulan, saya sudah mulai betah tinggal di rumah. Kasih ucapan selamat, dong! Haha XD. Sekarang saya memang sedang menikmati kerja di rumah sebagai ibu rumah tangga. Belajar menjadi istri, meski masih sering merajuk dan komplen habis-habisan kebiasaan buruk suami, dan sesekali kewalahan saat anak penginnya main HP mulu kayak ibu.
Sebagai ibu rumah tangga, kini saya mempunyai waktu terbaik untuk betah di rumah. Tidak menyalahkan maupun berniat menyinggung wanita karir, namun ada yang bilang bahwa sebaik-baik tempat bagi wanita adalah di dalam rumah. Dan di sinilah saya sekarang, kembali belajar dari dan di dalam rumah.
Depok, Februari 2019
Blogger rumahan yang kadang rindu 'keluar' rumah
Setelah lulus SMA dan masuk ke dunia kerja, hobi keluar rumah di akhir pekan gak berhenti sampai di situ. Di Sabtu-Minggu saya masih nyari-nyari kegiatan, seperti pengajian, seminar, ikutan kuliah, dan gabung di berbagai komunitas. Pokoknya kegiatan saya seabreg dan seakan gak ada capeknya gitu. Apalagi ketika mulai ketemu dengan teman-teman yang hobi naik gunung, jalan-jalan ke pantai, ke angkringan, nongkrong di KP, duh, makin betah deh saya di luar rumah.
Efeknya apa? Saya punya banyak teman, walaupun seiring waktu ada yang ditingal dan meninggalkan. Tapi itulah kehidupan. Ada yang kurang perhatian juga, adik bungsu yang beranjak dewasa jadi jarang diajak jalan bareng. Kami jadi berjarak. Sedih? Pasti. Merasa sangat menyesal saat dia sulit 'dikendalikan'. Dan sering tak punya rasa untuk mengerti apa yang dimau dan dibutuhkan orang tua. Dua sisi yang manusiawi.
Sekarang gimana? Di tahun ke-3 pernikahan dengan bayi 19 bulan, saya sudah mulai betah tinggal di rumah. Kasih ucapan selamat, dong! Haha XD. Sekarang saya memang sedang menikmati kerja di rumah sebagai ibu rumah tangga. Belajar menjadi istri, meski masih sering merajuk dan komplen habis-habisan kebiasaan buruk suami, dan sesekali kewalahan saat anak penginnya main HP mulu kayak ibu.
Sebagai ibu rumah tangga, kini saya mempunyai waktu terbaik untuk betah di rumah. Tidak menyalahkan maupun berniat menyinggung wanita karir, namun ada yang bilang bahwa sebaik-baik tempat bagi wanita adalah di dalam rumah. Dan di sinilah saya sekarang, kembali belajar dari dan di dalam rumah.
Depok, Februari 2019
Blogger rumahan yang kadang rindu 'keluar' rumah
Komentar
Posting Komentar