Langsung ke konten utama

Berpergian Bawa Bayi Enaknya Naik Apa?

Semenjak punya anak, saya males banget pergi-pergian. Mau deket atau jauh sama aja malesnya. Ngebayangin ribetnya bebawaan, apalagi kalau si bayi rewel di jalan, duh, pasti bikin pusing dan gak nyaman banget. Tapi mau gak mau rasa malas itu harus ditepis. Karena keadaan yang mengharuskan. Seperti mudik, pekerjaan, silaturahim, dan piknik (emak butuh piknik XD).

Kebetulan anak saya itu tipe yang gak betahan di tempat baru. Ngelihat orang baru dia nangis, apalagi kalau digendong sama orang yang baru dia lihat tersebut. Ada yang bilang sih itu karena orang tuanya gak ngebiasain. Oh, i see, jadi itu salah saya! Ok fine!

Akhirnya saya usaha juga untuk menepis rasa malas, tepatnya rasa takut pergi-pergian bawa bayi. Diskusilah saya dengan suami. Mulai dari perjalanan yang penting seperti mudik, enaknya naik apa ya? Bus, kereta, motor, sewa mobil, kapal laut, atau pesawat? (dua kendaraan terakhir diskip ya, soalnya mudiknya cuman Cikampek-Banten) XD.

Kereta Api

Pengalaman pertama mudik ke kampung suami, tepatnya saat bayi saya berusia 5 bulan, yakni naik kereta api. Sebetulnya gak full naik kereta api karena masih harus nyambung naik bus.

Kereta api adalah hasil dari diskusi panjang saya dengan suami. Setelah mengenyampingkan sewa mobil pribadi karena keterbatasan budget hehe. Kami menganggap transportasi umum yang satu ini adalah yang paling ramah anak. Kalau pun nanti si bayi rewel, saya bisa ajak dia jalan menelusuri gerbong kereta. Namun kenyataannya ternyata NOL besar! Perhitungan kami sudah jelas sangat melesat. Jadi waktu itu kami naik kereta ekonomi Patas Purwakarta-Jakarta di hari Sabtu. Gerbong penuh woiiiii! Kalau tempat duduk sih pasti dapat karena bawa bayi, tapi ujian lain ternyata lebih berat. Suhu di gerbong kereta yang ber-AC itu mendadak jadi puanas saat gerbong-gerbong mulai dinaiki penumpang sepanjang Cikampek-Cikarang. Bayi saya mulai gak tenang karena kegerahan. Apalagi saat penumpang yang duduk di sebelah gak tahan melihat kelucuan bayi kami dan basa-basi menyapanya. Si bayi gak tahan digodain dan akhirnya nangis. Huhuhu. Gak tanggung-tangung, nangisnya tanpa jeda sepanjang Cikarang-Senen. Banyangin gimana gak panik dan stressnya saya. Belum lagi menghadapi suara sumbang penumpang yang kasih saran ini-itu sampai pusing banget. Hahaha.

Ok kereta api gagal. Tapi masih berharap ada kereta api cepat atau kelas bisnis-eksekutif untuk rute tersebut suatu hari nanti.

Bus

Setelah sampai di stasiun Tanjung Priuk, kami nyambung bus jurusan Merak, Banten. Saya lupa nama busnya, yang pasti bus ber-AC dan lumayan nyaman. Di dalam bus bayi saya terlihat nyaman, malahan bercanda dengan ayahnya. Gak lama bus jalan dan si baby bobok, mungkin karena kecapekan setelah nangis sekian lama di kereta tanpa bisa dibujuki.


Belum lama ini juga setelah pindah ke Depok, kami mudik ke Cikampek menggunakan bus. Kali ini si bayi yang udah 18 bulan lebih antusias karena dia lagi suka banget sama tokoh Gani dalam serial Tayo. Jadi semua bus yang berpas-pasab di jalan dia panggil "Eniii.. Eniiii." Gani.. Ganiii! Haha.

Commuter Line

Semenjak tinggal di Depok, bayi saya juga antusias melihat KRL. Sebelum naik bus saat pulang ke Cikampek, kami naik KRL jurusan Citayam-Tanjung Barat, setelah itu baru naik bus di Pasar Rebo. Si bayi kurang menikmati karena penuh sesak. Berkali-kali dia bilang "Mbu, udaaaah." minta udahan, emangnya lagi naik odong-odong  bisa udahan kalau dia mau wkwkwk XD. Perjalan pulang ke Depok pun saat kereta lengang dia tetap gak betah lama-lama di KRL. Kekeuh minta udahan. Mungkin karena perjalanannya lama dan entah kenapa dia gak bisa bobok di KRL.



Motor

Di postingan sebelumnya saya pernah nyinggung soal pindah rumah. Setalah dua tahun menjalani LDM, saya dan suami memutuskan untuk tinggal bersama di Depok. Waktu itu kita pindahan naik motor. Ya, bawa bayi 18 bulan dalam perjalanan Cikampek-Depok. Bukan tanpa perhitungan tentunya, kami berdua sepakat mementingkan kenyamanan si bayi selama perjalanan. Perjalanan selama 4 jam tersebut kami menepi sebanyak 3 kali untuk istirahat dan untuk kasih ASI. Alhamdulillah si bayi gak begitu rewel dan kebanyakan tidur dalam perjalanan tersebut. Hanya saja lumayan pegel dan pantat emak serasa tepos wkwkwk XD

Untuk perjalanan jauh baru itu aja kendaraan umum yang pernah kami gunakan. Perjalanannya juga baru untuk urusan pulkam. Rencananya sih pengin ngajakin si bayi naik kapal laut dan pesawat terbang untuk urusan lainnya. Urusan apa? Ya jalan-jalan atuh! Hahaha.. Aamiin.

Untuk urusan tiket pesawat terbang, saya sih udah kepoin terlebih dulu biar tahu kisaran harganya. Tinggal nentuin mau piknik ke kota mana. Antara Jogja dan Lombok sih maunya mah. Karena kotanya udah spesifik jadi tinggal cek aja di aplikasi. Sekalian cari promo tiket pesawat biar lebih hemat, lumayan kan buat jajan bocah kembaliannya wkwkwkwk.  Pas banget di aplikasi Pegipegi lagi banyak promo, termasuk untuk penerbangan domestik dan promo hotelnya juga.


Di bulan ini ada promo Februari Berseri. Di antaranya adalah diskon tiket pesawat sampai dengan 125 ribu, dan ada juga diskon hotel 10-12% dengan maksimal diskon 1 juta untuk tanggal inap kapan saja. Walah, kalau denger diskonan mah emak-emak makin ngiler gak sih? Wkwkkw.

Jadi gak sabar pengin ngajak bayi 18 bulan buat naik pesawat, kira-kira dia anteng gak ya? Emak-emak atau bapak-bapak mungkin ada tips biar bayi gak rewel di perjalanan? Berbagi tips di kolom komentar boleh banget, loh.

Salam,
Blogger Rumahan yang kangen 'keluar rumah'

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...