Langsung ke konten utama

Waktu yang Tepat untuk Memotong Kuku Bayi

Gambar dari: mommiesdialy.com

Ketika baru pertama kali memiliki anak, saya baru sadar kalau kuku tangan bayi cepat sekali tumbuhnya. Hal tersebut membuat khawatir jika kukunya bisa melukai wajah atau bagian tubuhnya yang lain. Selain itu, kuku yang panjang juga menjadi tempat kuman-kuman tinggal.

Waktu itu saya berniat untuk memotong kuku bayi yang sudah panjang, tapi mama bilang kalau kuku bayi baru boleh dipotong setelah 40 hari. Solusi sementaranya adalah memakaikannya sarung tangan. Tapi tangan bayi kan juga butuh 'bernapas', tidak seharian dipakaikan sarung tangan.


Menurut laman lifestyle.okezone.com (1/4/2012), anggapan bahwa baru boleh memotong kuku bayi setelah 40 hari adalah mitos. Kuku bayi boleh dipotong ketika sudah panjang dan dirasa bisa melukai bagian tubuhnya.

Namun kegiatan memotong kuku bayi harus dilakukan dengan hati-hati. Selain karena tekstur kuku yang masih lembek, bayi bisa saja tiba-tiba bergerak hingga dengan tidak sengaja kita melukai tangannya. Untuk itu, berikut saya tuliskan kapan waktu yang tepat untuk memotong kuku bayi.

Pertama, waktu yang tepat untuk memotong kuku bayi adalah ketika bayi dalam kondisi tenang. Hentikan aktifitas memotong kuku jika bayi mulai terganggu dan menggerak-gerakkan tangan atau kakinya.

Kedua, potong kuku bayi pada saat dia tertidur pulas. Lakukan dengan perlahan dan penuh kehati-hatian.

Nah, itu dia waktu yang tepat untuk memotong kuku bayi yang sudah panjang dan tajam. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Komentar

  1. Pertama dulu takut karena kuku & kulitnya lembut banget, takut kena dikit.

    BalasHapus
  2. bayiku cpt panjang mb klo dengerin mitos bisa nyaingin kuku limbad deh hahaha sama aku y dipotongin pas tidur atau ga pas nyusuin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengisi Waktu Luang dengan Belajar Bahasa Inggris

Ada banyak cara untuk menghabiskan waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat, diantaranya bisa melakukan hobi, mengasah kemampuan, atau melakukan hal-hal yang belum pernah dicoba sebelumya. Jika kita beralasan malas keluar rumah untuk melakukan hal-hal tersebut, saat ini dengan kecanggihan teknologi kita dapat melakukannya secara online . Salah satunya adalah belajar bahasa Inggris online , hal ini bukan tidak mungkin untuk dilakukan.  Belajar bahasa Inggris online bisa dilakukan dengan otodidak ataupun dengan bantuan profesional seperti guru bahasa Inggris di tempat kursus. Kita bisa menganalisisnya terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan, jika dirasa memiliki biaya yang cukup dan juga waktu yang cukup untuk belajar sesuai jadwal yang ditentukan oleh tempat kursus, kita bisa memakai jasa tersebut untuk memperlancar kemampuan dalam berbahasa Inggris.  Jika kita memilih untuk belajar bahasa Inggris secara otodidak karena mempertimbangkan biaya yang cukup banyak akan...

Review Novel Bukan Cinderella: Kadang Cinta Tak Bisa Memilih

Masih inget terakhir baca bukunya Mbak Ifa Avianty yaitu dwilogi Facebook on Love yang berhasil mengaduk-aduk  emosi saya pada saat membacanya. Chapter pertama maupun yang kedua dari buku tersebut sama-sama menghadirkan sekelumit drama rumah tangga dengan segala bumbu-bumbunya. Ditambah dengan gaya penuturan mba Ifa yang berhasil membuat saya jatuh cinta pada tulisannya yang pertama (pertama kali baca tulisan mba Ifa di kumcernya yang berjudul Musim Semi Enggak Lewat Depok).   Nah, kali ini ceritanya saya mau me- review novel Mba Ifa yang judulnya Bukan Cinderella . Novel setebal 215 halaman ini terbitan Noura Books, kalau gak salah dulu namanya penerbit Mizan Media Utama kemudian berganti nama menjadi Noura Books. Buku ini  memberikan catatan rekor bagi pembaca yang agak malas seperti saya, bisa menghatamkan novel ini dalam jangka waktu 3 jam saja.. saking serunya atau emang gak ada kerjaan lain, eh XD (tapi asli novelnya seru :D). ** Bukan Cinderela Apa ...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...