Langsung ke konten utama

Tak Hanya Ibu, Ayah Juga Harus Melakukan Persiapan Menyusui

Persiapan menyusui baiknya dilakukan jauh-jauh hari sebelum melahirkan, terlebih bagi calon ibu yang baru pertama kali mengalaminya, seperti dilansir dari laman muslimah.or.id (11/9/2011).

Akan tetapi, persiapan menyusui ini bukan hanya dilakukan oleh calon ibu saja, lho. Para calon ayah juga harus melakukannya. Karena menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), yang dilansir dari laman dokter-keluarga.com (6/2/2018), bahwa ibu gagal menyusui adalah kegagalan ayah, keluarga, dan juga lingkungannya.

Sumber gambar: hellosehat.com

5 persiapan menyusui ini penting dilakukan oleh ayah. Apa saja? Cek satu-satu, yuk!

Pertama, ayah cari tahu informasi mengenai persiapan menyusui yang tepat melalui media atau bahkan ahlinya langsung. Setelah itu share dan diskusikan pengetahuan itu ke istri. 

Kedua, berikan dukungan penuh terhadap istri. Tunjukkan rasa percaya, bahwa istri Anda kelak bisa menyusui anak kalian dengan sepenuh cinta.

Ketiga, penuhi kebutuhan nutrisinya selama hamil. Sering-sering ingatkan istri Anda untuk makan buah, sayur, susu, minum, dan istirahat yang cukup.

Keempat, ajak istri Anda untuk membeli bra, baju menyusui, apron, dan alat-alat perlengkapan pompa ASI untuk mendukung proses menyusuinya nanti. 

Kelima, jangan segan-segan untuk membantu pekerjaan rumah tanpa diminta. Saat istri terlihat lelah, pijatan lembut Anda di bahu atau kakinya akan sangat membantu mengurangi lelah atau stresnya. 

Nah, itu dia persiapan menyusui yang bisa ayah lakukan. Lakukan dengan sepenuh cinta agar istri bahagia dan sukses memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan lanjut memberikannya hingga 2 tahun. Ayah sudah siap melakukannya?

Komentar

  1. Alhamdulillah anak dua ASInya lancar jaya. Tentu tak luput dari dukungan Bapaknya yang memang dari awal mendukung rencana saya untuk ASI Eksklusif dan lanjut sampai 2 tahun menyusui.
    Memang support dari seorang Ayah penting dampaknya bagi keberhasilan pemberian ASI.

    BalasHapus
  2. Save, meskipun saya belum jadi ayam, setidaknya ini artikel bisa saya jadikan acuan buat suatu saat nanti dimana saya pasti jadi seorang ayah.
    Makasih sharingnya :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...