Langsung ke konten utama

Inilah Mitos-Mitos Keliru Tentang Investasi Reksadana

Dari zaman baru keluar sekolah dan mulai masuk ke lingkungan kerja, saya sudah tertarik dengan usaha di luar bidang yang saya geluti pada waktu itu. Maklumlah, saya hanya seorang buruh pabrik. Tapi walaupun begitu, saya masih punya keinginan besar untuk berpenghasilan lebih dari ini. Usaha yang saya lirik pada waktu itu adalah berniaga dan investasi.

Untuk berniaga atau berdagang, sebetulnya sudah saya lakukan dari masih duduk di bangku SD. Waktu liburan sekolah, saya suka ikut-ikutan tetangga menjual layang-layang dan benangnya. Di pabrik tempat saya kerja pun, saya pernah menjual sendal jepit dan handycraft hasil buatan tangan saya sendiri.

Kalau untuk investasi, saya mulai mencari tahu jenis investasi beserta cara dan resikonya. Sebetulnya banyak sih investasi yang saya lirik. Saking banyaknya, sampai bingung mau pulih yang mana. Hehe.. Nah, salah satunya adalah jenis investasi reksadana.

Generasi muda masa kini tentu harus lebih peduli terhadap investasi. Karena tidak pernah ada kata terlalu dini untuk memulai investasi. Iya, kan? Alangkah lebih baik jika kita bisa menyisihkan pendapatan untuk memulai investasi dari sekarang. Demi masa depan yang cerah dan bahagia. aamiin :D

Reksadana menjadi salah satu pilihan investasi yang modern dan mudah dijalankan. Sayangnya, masih banyak mitos keliru yang beredar seputar reksadana. Kita wajib mengenali mitos keliru tersebut supaya tidak terjebak dalam persepsi yang salah. Mari simak dulu ulasan apa itu reksadana dan cara memulainya!

Memulai Investasi Reksadana Itu Sulit

Dahulu investasi reksadana identik dengan investasi yang rumit dan hanya cocok untuk masyarakat kalangan menengah ke atas. Namun kini semua hal tersebut sudah berubah. Pemahaman tentang investasi reksadana bisa dipelajari dari banyak sumber. Sehingga tentu saja tidak sulit untuk memahami proses investasi reksadana bila kita berminat memilikinya.

Reksadana Butuh Modal Besar

Reksadana tidak membutuhkan modal besar yang berkisar di angka jutaan hingga ratusan juta rupiah. Karena ternyata ada produk reksadana dengan modal awal berkisar di angka ratusan ribu rupiah saja. Jadi, tentu saja kita tidak perlu susah payah mengumpulkan banyak uang bila ingin berinvestasi reksadana. Sebab kita bisa mulai belajar menjalankan investasi ini dari modal yang kecil.

Mengurus Investasi Reksadana Itu Rumit

Kita tidak perlu bingung ketika akan menjalankan investasi reksadana. Karena kita bisa memanfaatkan jasa perusahaan manajer investasi untuk membantu pengelolaan investasi tersebut. Manajer investasi terbesar di Indonesia yang diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) memiliki reputasi yang baik dalam hal reksadana. Kita pun bisa turut memantau investasi reksadana melalui laporan yang diajukan oleh manajer investasi tersebut.

Reksadana Membuat Kita Lekas Kaya atau Jatuh Miskin

Investasi reksadana bukanlah judi yang bisa membuat kita miskin seketika. Sebab kita sendiri juga harus mengukur kemampuan ketika berinvestasi. Butuh waktu yang lama untuk mendapatkan keuntungan berlipat ganda dari modal kecil. Bahkan ada produk reksadana terproteksi yang melindungi nilai investasi kita. Sehingga risiko kerugian besar pun dapat diminimalkan.

Kecermatan kita dalam mengolah informasi dan referensi seputar reksadana pasti akan mempengaruhi keputusan kita. Namun kita tak perlu ragu berinvestasi jika sudah memiliki pengetahuan yang cukup. Yuk siapkan perencanaan terbaik untuk mendukung investasi reksadana yang kita inginkan!

Komentar

  1. makasi lina infonya aku memang gak paham banget dengan reksadana

    BalasHapus
  2. Bagi yg gak tau, emang ngira kalau asuransi itu merugikan. Bayar mahal per bulan, tapi klaim susah. Makanya perlu banyak edukasi macam gini...biar tahu apa sih asuransi itu. Padahal banyak untungnya loh...macam kalau kita belanja dan cek harga dulu via priceza.co.id dapat barang harga terjangkau sesuai keinginan

    BalasHapus
  3. Btw..reksadana itu halal kah mbak?

    BalasHapus
  4. yang bikin maju mundur untuk reksadana, katanya harus punya asuransi, entah bener atau nggak gitu :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...