Langsung ke konten utama

Lagu Wajib Nasional ini Diciptakan dalam 15 Menit Saja

Gambar by Google

Ada yang masih hafal dengan lagu Berkibarlah Benderaku karya Ibu Sud? Lagu yang menjadi lagu wajib nasional ini ternyata diciptakan hanya dalam waktu lima belas menit saja.

Dalam buku Seputar Proklamasi karya Hendri. F. Isnaeni dituliskan bahwa lagu “Berkibarlah Benderaku” tercipta dalam 15 menit karena kemarahan dan gemas mendengar Belanda hendak menurunkan Sang Merah Putih di gedung RRI di Medan Barat, Jakarta.

Lagu itu tercipta sebagai pelampiasan kemarahan terhadap Belanda. “Jusup Ronodipuro yang diancam oleh senapan Belanda waktu itu menolak perintah Belanda untuk menurunkan Merah Putih,” demikian tutur Ibu Sud, pencipta lagu kanak-kanak mengenai salah satu lagu ciptaannya yang terkenal itu.

Sebab itu penekanan lagunya adalah “Siapa Berani menurunkan engkau, serentak rakyatmu mebela.”

Sosok Ibu Sud ini sungguh inspiratif karena menuangkan kemarah dalam sebuah karya. Seharusmya hal ini bisa dijadikan contoh bagi generasi bangsa dewasa ini, yang cenderung menuangkan kemarahannya pada hal yang berbau anarkis.

Untuk mengingatkan kembali, ini dia lirik lagu wajib nasional Berkibarlah Benderaku:

Berkibarlah benderaku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa

Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah slama-lamanya

Kami rakyat Indonesia
Bersedia setiap masa
Mencurahkan segenap tenaga
Supaya kau tetap cemerlang

Tak goyah jiwaku menahan rintangan
Tak gentar rakyatmu berkorban
Sang merah Putih yang perwira
Berkibarlah slama-lamanya

Komentar

  1. Wow.. efek dari kemarahan yang "disulap" dari karya. Keren, euy!

    BalasHapus
  2. Waaa... baru tauu...inspiratif ya. Belajarlah juga awak untuk menyalurkan marah jadi karya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...

Mengisi Waktu Luang dengan Belajar Bahasa Inggris

Ada banyak cara untuk menghabiskan waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat, diantaranya bisa melakukan hobi, mengasah kemampuan, atau melakukan hal-hal yang belum pernah dicoba sebelumya. Jika kita beralasan malas keluar rumah untuk melakukan hal-hal tersebut, saat ini dengan kecanggihan teknologi kita dapat melakukannya secara online . Salah satunya adalah belajar bahasa Inggris online , hal ini bukan tidak mungkin untuk dilakukan.  Belajar bahasa Inggris online bisa dilakukan dengan otodidak ataupun dengan bantuan profesional seperti guru bahasa Inggris di tempat kursus. Kita bisa menganalisisnya terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan, jika dirasa memiliki biaya yang cukup dan juga waktu yang cukup untuk belajar sesuai jadwal yang ditentukan oleh tempat kursus, kita bisa memakai jasa tersebut untuk memperlancar kemampuan dalam berbahasa Inggris.  Jika kita memilih untuk belajar bahasa Inggris secara otodidak karena mempertimbangkan biaya yang cukup banyak akan...

Resensi Novel Rengganis Altitude 3088

Rengganis, Novel  Tentang Pendakian Judul Buku: Rengganis Altitude 3088 Penulis: Azzura Dayana Penerbit: Indiva Media Kreasi Tahun Terbit: Agustus 2014, Cetakan Pertama Jumlah Halaman: 232 Hal ISBN: 978-602-1614-26-6 Cover Novel Rengganis Dia baru saja menyelinap keluar. Terbangun oleh gemerisik angin yang menabrak-nabrak tenda. Dua lapis jaket membungkus tubuhnya. Satu jaket polar dan satu jaket parka gunung. Tak ada seorang manusia lain pun yang terlihat. Seluruh penghuni kerajaan sang dewi telah tertidur. Pandangannya lurus ke depan. Kemudian, tiba-tiba saja tatapannya berubah menjadi tajam. Sangat tajam. Menatap lekat sesuatu. Atau lebih dari satu. Perlahan-lahan dia berjalan meninggalkan tenda. Meninggalkan teman-temannya yang tidur di dalam tenda. Menjejaki rerumputan basah dalam langkah-langkah pasti. Dermaga itu tujuannya. Mendekati tarikan magnet bercahaya. Memanggil-manggilnya dengan suara tak biasa. Rengganis, pentas apa sebenarnya yang tengah dilang...