Langsung ke konten utama

Tentang Sebuah Pinta


BismIllah..

Pada saat seorang anak meminta uang kepada orang tua, hal apa yang pertama kali orang tua itu akan lakukan? Jawabannya adalah bertanya. Ya, "Uang untuk apa, nak?" Begitu kira-kira pertanyaannya.

Begitupun dengan pinta-pinta kita pada Allah. Pada waktu do'a itu dipanjatkan, minta jodoh suami yang shaleh misalnya, seketika, Ia Sang pengabul segala pinta bertanya -- suami yang shaleh itu untuk apa? Namun, kita seakan tak pernah sadar bahwa kita tengah ditanya akan permintaan kita tersebut.

Melalui pertanyaan itu, Allah maha tahu kapan Ia mengabulkan doa. Seperti doanya bapak para Nabi, Ibrahim a.s. Dalam sepenggal doa ia bermunajat pada Allah, meminta agar diberikannya seorang keturunan dari bangsanya sendiri seorang nabi yang bisa menyelamatkan kaumnya. Rentang ribuan tahun jaraknya, doa itu baru Allah kabulkan, lahirlah seorang Rasul penutup para nabi, Rasulullah salallahu alaihi wasallam sebagai pemberi syafaat kaumnya kelak di akhirat, insya Allah.

Patutnya kita jangan pernah lelah memanjatkan doa dan berusaha. Pastikan kita menjadi jiwa yang pantas untuk sesuatu yang pantas pula, di mata Allah tentunya.

Ada yang pernah berujar seperti ini, "Kamu akan mendapatkan sesuatu yang benar-benar kamu harapkan dan sesuatu yang benar-benar kamu butuhkan," 

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan (doa) bagimu.” (QS. Al-Mukmin/Ghaafir: 60). 

wallahualam.

*Re-post oleh-oleh dari Ust.Salim A Fillah, Ahad 2 Maret 2014*
ditulis pagi tanggal 4 Maret 2014

Komentar

  1. Doa... hanya itulah yang bisa diminta makhluk kepada Pencipta

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...

Mengisi Waktu Luang dengan Belajar Bahasa Inggris

Ada banyak cara untuk menghabiskan waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat, diantaranya bisa melakukan hobi, mengasah kemampuan, atau melakukan hal-hal yang belum pernah dicoba sebelumya. Jika kita beralasan malas keluar rumah untuk melakukan hal-hal tersebut, saat ini dengan kecanggihan teknologi kita dapat melakukannya secara online . Salah satunya adalah belajar bahasa Inggris online , hal ini bukan tidak mungkin untuk dilakukan.  Belajar bahasa Inggris online bisa dilakukan dengan otodidak ataupun dengan bantuan profesional seperti guru bahasa Inggris di tempat kursus. Kita bisa menganalisisnya terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan, jika dirasa memiliki biaya yang cukup dan juga waktu yang cukup untuk belajar sesuai jadwal yang ditentukan oleh tempat kursus, kita bisa memakai jasa tersebut untuk memperlancar kemampuan dalam berbahasa Inggris.  Jika kita memilih untuk belajar bahasa Inggris secara otodidak karena mempertimbangkan biaya yang cukup banyak akan...

Resensi Novel Rengganis Altitude 3088

Rengganis, Novel  Tentang Pendakian Judul Buku: Rengganis Altitude 3088 Penulis: Azzura Dayana Penerbit: Indiva Media Kreasi Tahun Terbit: Agustus 2014, Cetakan Pertama Jumlah Halaman: 232 Hal ISBN: 978-602-1614-26-6 Cover Novel Rengganis Dia baru saja menyelinap keluar. Terbangun oleh gemerisik angin yang menabrak-nabrak tenda. Dua lapis jaket membungkus tubuhnya. Satu jaket polar dan satu jaket parka gunung. Tak ada seorang manusia lain pun yang terlihat. Seluruh penghuni kerajaan sang dewi telah tertidur. Pandangannya lurus ke depan. Kemudian, tiba-tiba saja tatapannya berubah menjadi tajam. Sangat tajam. Menatap lekat sesuatu. Atau lebih dari satu. Perlahan-lahan dia berjalan meninggalkan tenda. Meninggalkan teman-temannya yang tidur di dalam tenda. Menjejaki rerumputan basah dalam langkah-langkah pasti. Dermaga itu tujuannya. Mendekati tarikan magnet bercahaya. Memanggil-manggilnya dengan suara tak biasa. Rengganis, pentas apa sebenarnya yang tengah dilang...