“Selamat ya bu ketu
yang baru,”
Celetuk seorang akhwat
beberapa jam setelah saya terpilih sebagai ketua FLP Karawang yang baru, bukan
ke saya, bukan. Tapi ke teteh di
samping saya. Kontan-- saya, teteh
yang di sapa bu ketu baru, dan
beberapa teman yang mendengar kata-kata akhwat
tadi tersenyum getir.
“Bukan saya ketua
terpilihnya, ukht,”
Begitu bisik si teteh
sambil melirik halus ke arah saya. Kontan akhwat
yang upsss salah duga itu kikuk,
kemudian menyalami saya dengan tampang—saya yakin merasa bersalah.
Kalau dilihat dari latar belakang—dalam hal dunia
kepenulisan, memang saya kalah jauh dengan teteh
yang dikira ketua yang baru oleh akhwat
itu, bukan hal yang mengherankan jika dengan pede beberapa orang berani menerka-nerka siapa nex pemimpin organisasi yang kita ikuti ini.
Dalam hal ini saya tidak hendak mengambil kesimpulan, bahwa
ada kekecewaan dengan terpilihnya saya, tidak. Tapi…bisa jadi begitu..
Semoga Engkau, Rabb.. ridhai amanah yang telah mereka dan
Engkau berikan. Jadikan ini sebuah tanggung jawab, bukan beban berat yang
hendak dan harus saya pikul.
Jadikan setiap langkah, setiap goresan pena, setiap niat, perbuatan,
setra bakti ini menjadi sebuah ikhlas yang berarti buat saya, kita, kami,
mereka, semua… aamiin
Cikampek, 5 Desember 2013
Saat hujan
Komentar
Posting Komentar