Langsung ke konten utama

Saya Hamil (lagi)! #CeritaKehamilanAnakKedua

Hamil lagi? Hahaha... Iya, dong! Saya pribadi bahagia pas tahu kalau di dalam perut udah ada calon debay lagi, calon anak kedua kami. Walaupun ada  beberapa orang yang nyayangin karena anak pertama saya, Denji, belum genap 2 tahun waktu itu. Duh, kasihan Denji masih kecil. Nanti repot loh ngurus dua bocah. Ayah Ibunya doyan ya? Dan bla bla bla lainnya yang sejauh ini sih saya anggap suara-suara itu sebagai angin lalu aja. 

Soal jarak usia Denji, sebetulnya gak masalah sih menurut saya. InsyaAllah kalau adiknya lahir, usia Denji udah 2 tahun 4 bulan. Jarak aman dan kayaknya banyak kok kakak-adik yang jarak usianya sekitar 2 tahunan. Kalau masalah repot ngurus 2 anak kecil, itu sih tergantung ke pribadinya masing-masing aja ya. Kalau orang bijak mah bilang gini ke saya: iya gak apa-apa, biar repotnya sekalian. Dan saya percaya kalau nanti, berapapun jumlah anaknya, kita akan baik-baik saja menghadapi hidup. Ada Allah yang mengatur semuanya, kok.


Sampai tulisan ini saya buat, kandungan saya udah menginjak 27 minggu 4 hari. Perut udah buncit, tapi pinggang tetap langsing loh, wkwkwk (nasib badan gak bisa gemuk). Repot gak ngurusin anak 2 tahun pas kondisi badan lagi berbadan dua? Jujur aja jawabannya adalah repot banget! Hahaha... Soalnya Denji emang deket banget sama ibuknya, apa-apa ibu aja, gak mau sama ayah. Ya gitu lah, namanya juga anak 2 tahun. Tapi sekali lagi tetap disyukuri, disabar-sabarin walaupun kadang lepas kesabaran dan ujung-ujungnya nangis. Percaya kalau semua ada masa dan kadarnya. Saya selalu percaya itu.


Allah tidak membebani seseorang diluar kemampuannya (Al-Baqarah: 286).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...