Langsung ke konten utama

Bingung Memilih Sabun Batangan atau Cair untuk Bayi? Cek Terlebih Dahulu Kelebihan dan Kekurangannya

Saat menjadi ibu baru, banyak hal yang menjadi kegalauan alias kebingungan saya dalam memilih sesuatu buat bayi, salah satunya dalam hal memilih peralatan mandi seperti sabun. Pakai yang batangan atau sabun cair, ya? So, kedua-duanya banyak tersedia di pasar dan bisa saya dapatkan dengan mudah. Dari pada bingung, saya pun coba menggunakan keduanya supaya bisa membandingkan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Menepis anggapan bahwa "buat anak kok coba-coba" wkwkwkkw.. Ya, kalau gak dicoba mana kita tahu. So, kita selalu dituntut untuk belajar dari pengalaman dan kesalahan.


Buat ibu-ibu yang enggak mau coba-coba seperti saya, mungkin ulasan kelebihan dan kekurangan dari sabun batang dan sabun cair berikut bisa sedikit membantu dalam memutuskan pilihannya:

1. Sabun Cair
Antara sabun mandi cair bayi dan batangan sesungguhnya memiliki kandungan yang sama, namun diproses dengan cara berbeda. Kelebihan dari sabun cair sendiri adalah:
  • Lebih higienis karena sisa sabun masih berada di dalam botol dan tidak bersentuhan dengan tangan
  • Lebih praktis untuk dibawa 
  • Wanginya lebih harum dan tahan lama
  • Lebih mudah untuk diratakan di tubuh

Sementara kekurangan dari produk sabun cair sendiri adalah:
  • Rawan untuk tidak hemat jika pengguna tidak bisa memperkirakan takaran yang dibutuhkan. Padahal hanya butuh sedikit saja busa sudah banyak di tubuh dan sudah bisa membersihkan.

2. Sabun Batangan
Patut diingat bahwa antara sabun batangan dengan sabun mandi cair untuk bayi memiliki kandungan yang sama untuk kulit bayi. Sehingga kelebihan dan kekurangan lebih mengarah ke kenyamanan konsumen. Berikut adalah kelebihan produk sabun batangan:
  • Harganya umumnya lebih murah dibanding sabun cair 
  • Karena bentuknya padatan sehingga lebih mudah untuk dipegang

Sementara untuk kekurangan sabun batangan adalah:
  • Meski tidak terdapat pada sabun bayi batangan, namun sabun batangan umumnya memiliki PH yang lebih tinggi dibanding sabun cair. Hal ini dikarenakan proses saponifikasi (penyabunan). Akibatnya kulit bisa menjadi sedikit lebih kering karena kelembaban kulit terangkat. Namun tenang saja, karena sabun bayi dirancang memiliki pH rendah.
  • Kurang higienis karena sabun bersentuhan langsung dengan tangan pengguna. untuk itu sabun batangan tidak disarankan digunakan lebih dari satu orang. 

Jika tertarik menggunakan sabun cair, produk Sleek Baby Natural Antibacterial 2 in 1 Hair and Body Wash merupakan salah satu pilihan yang baik. Dengan satu harga produk Sleek Baby, kita bisa menggunakan sabun cair ini tidak hanya untuk badan namun juga rambut yang aman untuk kulit bayi. Wah, bisa 2 in 1. Ibu-ibu pasti suka kalau praktis dan pastinya aman untuk bayi seperti ini.

Komentar

  1. Apapun sabunnya, yang penting berbusa pas dipake. Hueheheheeh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...