Langsung ke konten utama

Tentang Pindah Rumah

Yup! Jadi tepatnya tanggal 22 Desember 2018 kemarin saya, suami, dan Denji resmi pindahan. Saya sendiri emang nggak berkoar-koar mau pindah ke luar kota, terutama di medsos. Jadi mohon maaf jika ada yang merasa 'kok gak dikasih tahu' dan ngerasa sedih karena tahunya kami pindah cuman dari status facebook suami. Hehe.

Awalnya saya emang gak mua ribet. Mindahin barang-barangnya juga nyicil beberapa pekan sebelumnya pas suami pulang ke Cikampek. Jadi pas hari-H yang dibawa gak begitu banyak. Bahkan kami pindahannya cuman pake sepeda motor. Gak ada acara khusus dianter sama keluarga, tetangga, dan lain-lainnya. Dibikin sesimpel itu karena persiapan pindahannya aja udah ribet kan.

Q&A tentang pindah rumah

Q: Emang beneran mau pindah rumah?
A: Beneran lah. Ini udah pindah.

Q: Pindah kemana?
A: Depok.

Q: Depoknya mana?
A: Cipayung, Kecamatan Citayem.

Q: Ikut sama suami ya? Udah gak LDM lagi dong?
A: Iyap betul!

Q: Beli rumah di Depok?
A: InsyaAllah, aamiin. Tapi sekarang masih ngontrak rumah petak dulu. Hehe.

Q: Pindah ke Depok apa gak kasihan ninggalin mamah dan adek berdua aja?
A: Kasihan sih, tapi namanya juga udah berumah tangga. Tega gak tega harus dijalani, biar mandiri, biar ada kangen-kangenan, dan tentunya tambah sayang.

Q: Suami kerjanya di Depok, udah gak di Jakarta?
A: Masih di Jakarta, kerjanya bolak-balik Jakarta-Depok kan gak begitu jauh. Lagian transportasinya juga memungkinkan untuk hal itu.

Itu aja sih, semoga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat terjawab. Ini juga sekalian ngisi blog biar gak terlalu lama terkesan ditinggalinnya. Hehe. See u.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...

Mengisi Waktu Luang dengan Belajar Bahasa Inggris

Ada banyak cara untuk menghabiskan waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat, diantaranya bisa melakukan hobi, mengasah kemampuan, atau melakukan hal-hal yang belum pernah dicoba sebelumya. Jika kita beralasan malas keluar rumah untuk melakukan hal-hal tersebut, saat ini dengan kecanggihan teknologi kita dapat melakukannya secara online . Salah satunya adalah belajar bahasa Inggris online , hal ini bukan tidak mungkin untuk dilakukan.  Belajar bahasa Inggris online bisa dilakukan dengan otodidak ataupun dengan bantuan profesional seperti guru bahasa Inggris di tempat kursus. Kita bisa menganalisisnya terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan, jika dirasa memiliki biaya yang cukup dan juga waktu yang cukup untuk belajar sesuai jadwal yang ditentukan oleh tempat kursus, kita bisa memakai jasa tersebut untuk memperlancar kemampuan dalam berbahasa Inggris.  Jika kita memilih untuk belajar bahasa Inggris secara otodidak karena mempertimbangkan biaya yang cukup banyak akan...

Resensi Novel Rengganis Altitude 3088

Rengganis, Novel  Tentang Pendakian Judul Buku: Rengganis Altitude 3088 Penulis: Azzura Dayana Penerbit: Indiva Media Kreasi Tahun Terbit: Agustus 2014, Cetakan Pertama Jumlah Halaman: 232 Hal ISBN: 978-602-1614-26-6 Cover Novel Rengganis Dia baru saja menyelinap keluar. Terbangun oleh gemerisik angin yang menabrak-nabrak tenda. Dua lapis jaket membungkus tubuhnya. Satu jaket polar dan satu jaket parka gunung. Tak ada seorang manusia lain pun yang terlihat. Seluruh penghuni kerajaan sang dewi telah tertidur. Pandangannya lurus ke depan. Kemudian, tiba-tiba saja tatapannya berubah menjadi tajam. Sangat tajam. Menatap lekat sesuatu. Atau lebih dari satu. Perlahan-lahan dia berjalan meninggalkan tenda. Meninggalkan teman-temannya yang tidur di dalam tenda. Menjejaki rerumputan basah dalam langkah-langkah pasti. Dermaga itu tujuannya. Mendekati tarikan magnet bercahaya. Memanggil-manggilnya dengan suara tak biasa. Rengganis, pentas apa sebenarnya yang tengah dilang...