Langsung ke konten utama

Meredakan Batuk dan Pilek pada Bayi dengan Cara Tradisional

Beberapa waktu lalu saat baby Denji belum genap berusia 3 bulan, ia terserang bapil alias batuk dan pilek. Emang saat itu di rumah lagi pada batuk; bibinya Denji, kakak-kakak sepupunya yang dititipin di rumah saat umminya ngajar juga lagi batuk. Karena daya tahan tubuh bayi belum seoptimal orang dewasa, akhirnya Denji tertular bapil juga.

Mau gimana lagi, emaknya emang kurang tegas menjaga Denji dari jangkauan yang lagi pada bapil. Bawelnya kurang maksimal kali ya, hohoho... Apalagi yang namanya virus bapil bisa ditularkan lewat udara, darat, dan laut. Eh XD


Awalnya sempat panik saat lihat Denji kebangun dari tidurnya gegara batuk, dilanjut bersin-bersin, dan ada sedikit lendir mengalir dari hidungnya. Secara ini bapil pertama yang dialami Denji. Di dunia ini ibu mana coba yang tega lihat anaknya sakit? Huhuhu.. #drama

Tapi akhirnya ngerti juga, walaupun statusnya sebagai orang tua baru harusnya saya jangan panikan. Kalau anak sakit segera berikan pertolongan pertama. Jangan sampai sakitnya berlama-lama apalagi tambah parah.

Jadi inget resep tradisional ala neneknya Denji, yaitu dengan menggunakan bawang merah. Waktu Denji usia beberapa minggu juga perutnya pernah kembung dan sembuh dengan bawang merah.

Dilansir dari sahabatnestle.com, bawang merah terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya meredakan flu dan batuk. Senyawa sulfur dan quercetin yang banyak terkandung dalam minyak minyak atsiri bermanfaat dalam menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh. Kandungan senyawa sulfur dalam bawang merah juga mampu mengatasi gangguan dalam saluran pernafasan yang mampu melegakan dan mencairkan dahak seseorang yang terserang flu dan disertai dengan batuk.

Gambar: panduanhidupsehat.com

Caranya sederhana dan mudah:
1. Kupas dan cuci bersih 2-3 siung bawang merah
2. Tumbuk kasar bawang merah tersebut atau bisa juga diparut
3. Campur dengan sedikit minyak telon atau minyak kayu putih
4. Balurkan pada dada, punggung, dan kepala bayi
5. Biarkan beberapa jam dan bersihkan dengan air hangat menggunakan washlap.

Bahagia melihat anak sehat ceria

Awalnya Denji tidak merasa nyaman dengan ramuan bawang merah tersebut, selain kasar di badannya juga baunya yang menyengat. Tapi alhamdulillah keesokan harinya batuk dan pileknya reda.  Bayi sehat ceria, ibunya juga ikut bahagia.

Nah, kalau buibu yang lain bagaimana pengalamannya meredakan bapil pada bayi?

Komentar

  1. ini bapilnya tidak disertai demam ya mbak? btw Denji lucuuuu banget, ginuj2 kata orang Jawa hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...