Langsung ke konten utama

Welcome, Den Junior!

Yeay... Akhirnya! Ini dia postingan pertama saya pasca melahirkan yang (mungkin) udah ditunggu-tunggu. Hohoho. 

Gak kerasa baby yang awalnya uyek-uyekan dalam perut, sekarang usianya udah sebulan. Udah bisa lihat wajah ibunya, nangis kenceng minta mimi atau pipis/pup, dan yang pasti udah dikasih nama.

Bicara soal nama, sebetulnya dari awal-awal nikah, suami udah siapin beberapa nama calon bayi kami, beberapa nama anak laki-laki dan perempuan. Tapi entah kenapa, pas udah lahiran nama-nama itu enggak ada satupun yang dipake XD

Ceritanya setelah di-USG dan ketauan kalau babynya laki-laki, satu nama baru mencuat dari kepala suami. Kebetulan suami habis baca buku Journey to Andalusia. Nama sang penakluk Andalusia, Thariq bin Ziyad, amat memikat suami kala itu. Saya setuju-setuju saja, tentu dengan doa yang terselip di dalamnya: semoga kelak anak kami bisa setangguh dan seberani Thariq dalam menegakkan agama Allah.

Nama tersebut tidak dipakai bulat-bulat. Suami ingin menyelipkan namanya juga. Katanya waktu kecil suami saya itu gendut (melihat kenyataan yang sekarang agak gak percaya kalau beliau pernah gendut XD). Mangkanya dia dipanggil Dede Badut atau DedeNdut dan akhirnya  disingkat menjadi "Deden" bhuahahahaha :D. Jadilah saya dan suami sepakat kalau anak pertama kami nanti akan diberi nama Muhammad Thariq Den Ziyad.
Baby Denji 2 hari
Belum selesai sampai di situ. Sebagai anak penurut yang berbakti kepada ortunya, eciee, suami masih harus meminta restu pada orangtuanya di Serang. Apakah nama tersebut cocok, atau mungkin ada usulan nama lain. Bapak mertua bilang lebih baik pakai nama Jiad (pakai jim), bukan Ziyad (pakai zai). Karena Ziyad artinya meningkat sedangkan Jiad berasal dari kata Jihad. Hal itu karena nama tengah Den, berasal dari kata Dien yang artinya agama. Jadi Den lebih pas jika disandingkan dengan kata Jiad.
Baby Denji 1 bulan
Akhirnya kami manut apa kata bapak mertua. Karena merasa terlalu panjang, akhirnya nama Thariq dihapuskan. Finally, nama bayi pertama kami adalah Muhammad Den Jiad (Anak laki-laki yang berjuang untuk agamanya). Nama panggilannya Denji, baby Denji. Doakeun semoga sehat, jadi anak yang shalih, dan penyejuk bagi kedua orangtuanya. Aamiin.

Hai, welcome world, baby Denji. He is Den junior!

Komentar

  1. Keren arti katanya...Anak laki-laki yang berjuang untuk agamanya... Barakallahu dek Denji.. peluk cium dari mbak di Malang...

    BalasHapus
  2. Aamiin ya Rabb.. Peluk cium balik mba Zee 😘

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...