Langsung ke konten utama

Saat Perut Mulai Buncit dan Suami Sakit (Catatan Kehamilan)

Pertengahan bulan ini kandungan saya menginjak bulan ke-5. Perut udah mulai kelihatan buncit, walaupun berat badan baru naik 2 kilo dari sebelum hamil. Alhamdulillah sih walau cuman 2 kilo, soalnya di awal kehamilan sempat anjlok 2 kilo juga dari bb normal.

Segini tuh udah ngerasa engap kalau ngelakuin aktifitas yang agak berat. Termasuk kalau duduk kelamaan, pas bangun rasanya pantat jadi berasa berat gitu. Mungkin karena napsu makan udah mulai naik. Yes!

Kalau trismester pertama dilalui dengan lumayan mulus, kendalanya cuman kurang darah aja jadi sering pusing. Nah menginjak trismester kedua malah sering sensi. Cepet banget baper kayak lagi PMS. Mangkanya akhir-akhir ini agak menjauh dari kehiduapan di luar sana. Kalau di sekolah, jam istirahat lebih memilih duduk di kelas atau mojok di kantor. Memilih sepi. Diam sendiri. Heuheu...

Oia, seminggu yang lalu sempet 'mabok' pas jalan ke pasar. Emang gak boleh kecapean kali ya, jalan jauh langsung pusing dan keringat dingin. Eh jadi inget jaman masih suka nanjak gunung, ternyata saya yang sekarang tak setangguh dulu. Heuheu.. Eh balik lagi ke cerita terakhir. Iya, gara-gara kecapean jalan jauh. Untungnya lagi ditemani pak suami. Beliau langsung sigap, suruh saya istirahat dulu duduk di emperan toko, terus nawarin beliin jus. Duh, pas udah dikasih jus mah saya langsung seger lagi. Hihihi.. Ajaib!

Hm.. Setelah itu saya baru ngeh kalau pusing pas hamil itu gak ada apa-apanya saat tahu suami sakit. Ya, sepulang dari pasar tiba-tiba aja pak suami panas tinggi. Katanya badan kerasa linu. Usut punya usut ternyata pas diajak ke pasar, suami yang emang baru nyampe dari Jakarta itu belum sempat sarapan.

Hari kedua panas pak suami belum kunjung turun. Udah saya kompres pakai air anget, udah dikasih pelukan juga biar panasnya netral lagi. Hehe.. (Bener gak sih caranya?) obat juga udah diminumin, sampe dikerok segala, tapi panasnya masih tinggi. Akhirnya saya bujuk beliau biar mau berobat ke klinik.

Hari ini tepat seminggu semenjak suami sakit, selama itu beliau ijin kerja, saya juga mau tak mau ijin ngajar. Alhamdulillah sekarang badannya udah sehat, sisa batuk pilek aja. Karena itu, saya lega melepas lagi pak suami kembali ke Jakarta. Kerja lagi. Usaha lagi. Berjuang lagi. Jihad buat istri dan calon debaynya yang udah sering tendang-tendang perut ibunya.

Iya, perut saya udah mulai buncit. Debay udah semakin gede dan pinter ya? semoga semakin sehat. Ibunya, dedeknya, ayahnya juga..

(Saat kamar kembali sepi)

Komentar

  1. Tetap semangat, ya Bu. Kondisi psikologis ibu hamil juga bisa dirasakan dedek bayi-nya lho

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengisi Waktu Luang dengan Belajar Bahasa Inggris

Ada banyak cara untuk menghabiskan waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat, diantaranya bisa melakukan hobi, mengasah kemampuan, atau melakukan hal-hal yang belum pernah dicoba sebelumya. Jika kita beralasan malas keluar rumah untuk melakukan hal-hal tersebut, saat ini dengan kecanggihan teknologi kita dapat melakukannya secara online . Salah satunya adalah belajar bahasa Inggris online , hal ini bukan tidak mungkin untuk dilakukan.  Belajar bahasa Inggris online bisa dilakukan dengan otodidak ataupun dengan bantuan profesional seperti guru bahasa Inggris di tempat kursus. Kita bisa menganalisisnya terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan, jika dirasa memiliki biaya yang cukup dan juga waktu yang cukup untuk belajar sesuai jadwal yang ditentukan oleh tempat kursus, kita bisa memakai jasa tersebut untuk memperlancar kemampuan dalam berbahasa Inggris.  Jika kita memilih untuk belajar bahasa Inggris secara otodidak karena mempertimbangkan biaya yang cukup banyak akan...

Review Novel Bukan Cinderella: Kadang Cinta Tak Bisa Memilih

Masih inget terakhir baca bukunya Mbak Ifa Avianty yaitu dwilogi Facebook on Love yang berhasil mengaduk-aduk  emosi saya pada saat membacanya. Chapter pertama maupun yang kedua dari buku tersebut sama-sama menghadirkan sekelumit drama rumah tangga dengan segala bumbu-bumbunya. Ditambah dengan gaya penuturan mba Ifa yang berhasil membuat saya jatuh cinta pada tulisannya yang pertama (pertama kali baca tulisan mba Ifa di kumcernya yang berjudul Musim Semi Enggak Lewat Depok).   Nah, kali ini ceritanya saya mau me- review novel Mba Ifa yang judulnya Bukan Cinderella . Novel setebal 215 halaman ini terbitan Noura Books, kalau gak salah dulu namanya penerbit Mizan Media Utama kemudian berganti nama menjadi Noura Books. Buku ini  memberikan catatan rekor bagi pembaca yang agak malas seperti saya, bisa menghatamkan novel ini dalam jangka waktu 3 jam saja.. saking serunya atau emang gak ada kerjaan lain, eh XD (tapi asli novelnya seru :D). ** Bukan Cinderela Apa ...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...