Langsung ke konten utama

Menuju Guntur 2249mdpl

Hari ini admin salah satu grup yang saya ikuti di whatsapp, mengubah subjek grup menjadi “H-1 Menuju Guntur”. Itu artinya, pendakian yang kedua bagi saya, setelah sebelumnya ke Gunung Merbabu (3142 mdpl) tinggal menghitung puluhan jam. Di kamar, saya pandangi daypack Consina warna biru yang sudah siap diangkut. Sempet dijajal. Beratnya tentu jauh lebih enteng dibanding dengan carriel 50 liter yang saya pake pada pendakian sebelumnya. So, kali ini persiapan saya jauh lebih simpel. Tidak seperti pendakian sebelumnya. Kalap. Sampe-sampe bawa baju kebanyakan. Hahaha... mau naek gunung atau mau fashion show, Neng? :D

Saya rasa, teman-teman yang mengenalkan saya dengan gunung patut bersorak sorai bergembira. Apa pasal? Karena mereka telah berhasil meracuni saya, sampe-sampe saya ketagihan naik gunung. Huhuhu... Hobi yang orang bilang murah-meriah ini, karena tiket masuk gunung jauuuuuuh banget kalau dibanding tiket masuk Dufan atau paket satu kali rafting. Bahkan bisa berpuluh-puluh kali lipatnya. Eits, tapi jangan salah. Coba perhatikan amunisi yang digunakan pendaki dari atas sampe bawah! Kalau dikalkulasikan, mungkin nominalnya sampe jutaan rupiah lebih. Gak percaya? Silahkan cek toko outdoor. Mulai dari carriel, jaket gunung, buff, celana, kaos, sepatu gunung, sendal gunung, dll. Belum lagi alat-alat ngecamp-nya, seperti tenda, flysheet, sleeping bag, matras, nesting, dan beberapa alat yang istilahnya masih asing bagi saya. Walaupun sebagian besar masih bisa sewa, tapi kalau sering naik gunung, ya tekor juga. Mendingan beli, iya gak? Hehe.. Iyain aja deh :D (berdoa bisa nyicil beli alatnya satu persatu).

Sempet sedih juga sih, di saat harinya udah mepet keberangkatan, salah satu teman akhwat yang mau ikut mendaki kasih kabar yang enggak enak. Dia dapat oleh-oleh mudik dari orang tuanya, bahwa dia gak diijinin mendaki. Gak tanggung-tanggung, ijin mendakinya dicopot untuk selamanya. Artinya, dengan berat hati saya harus melepas teman mendaki untuk gantung carriel duluan. Duh, sedih banget pasti. Yang belum pernah naik gunung mungkin gak akan merasakan, bagaimana dia akan rindu dengan negeri di atas awan, embun dan gigil udara malamnya, matahari terbit dan tenggelamnya, bunga keabadian—edelweis, cantigi, dendalion, dan—ah, tentu teman nanjak bareng dan salam sapa pendaki lain yang meski gak kenal tapi rajin menyapa, persis kek semut yang ketemu kawannya di jalan. Indah banget pokoknya. Tak percaya, tapi ini terjadi. Tapi, yasudahlah ya. Mungkin ini yang terbaik.

Dan, malam ini berharap bisa tidur nyenyak. Supaya besok malam, badan dalam kondisi siap berangkat dan siap tempur untuk menaklukkan Gunung Guntur (2249 mdpl), salah satu gunung di Garut yang mendapat julukan Semerunya jawa Barat.Katanya sih, kecil-kecil si cabe rawit, walaupun pendek tapi medannya menantang.

Bismillah...

Komentar

  1. H-sekian jam hehehe....
    Semangat teteh ku ^_^

    BalasHapus
  2. hahaha... iya tetehku. selamat liburan juga ya... salam buat pulau Tidung, Mama Hebring dan Unyil2.. selamat main air :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...