Langsung ke konten utama

Aksi Solidaritas Muslim Papua

Masih dalam suasana Idul Fitri, Senin 20 Juli 2015 pusat kota Karawang masih terlihat lengang ditinggal mudik penduduknya yang sebagian besar merupakan pendatang. Namun hal tersebut tak mengurungkan semangat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Karawang menggelar aksi penggalangan dana sebagai bentuk solidaritas muslim Tolikara, Papua, yang masjidnya terbakar tepat di hari raya Iedul Fitri 1436 H, atau bertepatan dengan tanggal 17 Juli 2015.
Aksi penggalangan dana tersebut difokuskan di dua titik. Pertama di area lampu merah kompleks DPRD jalan by pass, sedangkan titik kedua di perlintasan kereta api jalan Tuparev, Karawang. Selain penggalangan dana untuk membangun kembali masjid Tolikara yang terbakar, juga dilakukan orasi sekaligus pembagian selebaran yang berisikan informasi mengenai tragedi kemanusiaan yang mengusik toleransi beragama di Indonesia, khususnya daerah muslim minoritas di Papua.

Jumlah rupiah yang terkumpul dalam penggalangan kali ini yaitu sebanyak Rp 2.789.500,-. Mohamad Wahyu, selaku pimpinan KAMMI Karawang berharap sekaligus optimis jumlah tersebut masih akan bertambah. Bagi masyarakat luas yang ingin ikut serta menyisihkan hartanya untuk kegiatan ini, bisa melalui nomor rekening 8012689740 City Bank atas nama Mohamad Wahyu.
Dalam penutupan aksi penggalangan dana tersebut, Mohamad Wahyu mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Karawang yang telah ikut berpartisipasi menyumbangkan rupiahnya, sekaligus mengucapkan terima kasih kepada beberapa komunitas yang ikut serta dalam kegiatan kali ini. komunitas yang terlibat adalah Aku Berdonasi Karawang, ODOJ, FLP Karawang, dan Hiroka (Himpunan Rohis Kabupaten Karawang).
Masih menurut penuturan Wahyu, dana hasil penggalangan ini akan diserahkan kepada KRC (KAMMI Reaksi Cepat) untuk kemudian disalurkan langsung guna membangun kembali masjid Tolikara melalui KAMMI Papua.

*Lina Astuti, FLP Karawang sekaligus Relawan Aku Berdonasi Karawang

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengisi Waktu Luang dengan Belajar Bahasa Inggris

Ada banyak cara untuk menghabiskan waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat, diantaranya bisa melakukan hobi, mengasah kemampuan, atau melakukan hal-hal yang belum pernah dicoba sebelumya. Jika kita beralasan malas keluar rumah untuk melakukan hal-hal tersebut, saat ini dengan kecanggihan teknologi kita dapat melakukannya secara online . Salah satunya adalah belajar bahasa Inggris online , hal ini bukan tidak mungkin untuk dilakukan.  Belajar bahasa Inggris online bisa dilakukan dengan otodidak ataupun dengan bantuan profesional seperti guru bahasa Inggris di tempat kursus. Kita bisa menganalisisnya terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan, jika dirasa memiliki biaya yang cukup dan juga waktu yang cukup untuk belajar sesuai jadwal yang ditentukan oleh tempat kursus, kita bisa memakai jasa tersebut untuk memperlancar kemampuan dalam berbahasa Inggris.  Jika kita memilih untuk belajar bahasa Inggris secara otodidak karena mempertimbangkan biaya yang cukup banyak akan...

Review Novel Bukan Cinderella: Kadang Cinta Tak Bisa Memilih

Masih inget terakhir baca bukunya Mbak Ifa Avianty yaitu dwilogi Facebook on Love yang berhasil mengaduk-aduk  emosi saya pada saat membacanya. Chapter pertama maupun yang kedua dari buku tersebut sama-sama menghadirkan sekelumit drama rumah tangga dengan segala bumbu-bumbunya. Ditambah dengan gaya penuturan mba Ifa yang berhasil membuat saya jatuh cinta pada tulisannya yang pertama (pertama kali baca tulisan mba Ifa di kumcernya yang berjudul Musim Semi Enggak Lewat Depok).   Nah, kali ini ceritanya saya mau me- review novel Mba Ifa yang judulnya Bukan Cinderella . Novel setebal 215 halaman ini terbitan Noura Books, kalau gak salah dulu namanya penerbit Mizan Media Utama kemudian berganti nama menjadi Noura Books. Buku ini  memberikan catatan rekor bagi pembaca yang agak malas seperti saya, bisa menghatamkan novel ini dalam jangka waktu 3 jam saja.. saking serunya atau emang gak ada kerjaan lain, eh XD (tapi asli novelnya seru :D). ** Bukan Cinderela Apa ...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...