Dalam keseharian kita sering mendapatkan pertanyaan dari orang-orang, entah itu sebagai bentuk perhatian, basa-basi semata, atau hanya sekedar kepo. Tapi dari pertanyaan tersebut tak jarang yang membuat kita untuk berpikir ulang. Berpikir tentang banyak hal, semacam introspeksi diri.
Kalau ibu-ibu tentu nggak asing dengan pertanyaan tentang buah hatinya. Anaknya berapa bulan, Bu, udah bisa apa? Kemudian secara tak sengaja terselip kalimat perbandingan. Oh, kalau anak saya umur segitu udah bisa ini, udah pinter itu, atau belum bisa tuh kayak gitu. Kalau udah gitu gimana? Ibu baper, deh! Ngedumel kalau anaknya bukan bahan study banding. Percaya kalau setiap anak itu berbeda dengan segala keistimewaannya, tapi lupa introspeksi diri gak sih? Kalau saya pribadi kadang gitu. Lupa introspeksi kalau tumbuh kembang anak bergantung pada lingkungan, salah satunya kita sebagai orang tua yang perlu memberikan stimulus alias rangsangan kepadanya.
Salah satu yang saya bahas di sini adalah perkembangan motori kasar dan halus pada anak. Secara sederhana, motorik kasar berhubungan dengan kemampuan fisik anak seperti tengkurap, merangkak, berdiri, berlari, dan lain-lain. Sedangkan motorik halus berhubungan dengan kemampuan anak lainnya seperti memegang pensil dan benda kecil lainnya.
Anak saya, Denji, sekarang berusia 17 bulan. Berdasarkan artikel yang saya baca melului arfatoys.com (13/10/2013), perkembangan motorik kasar dan halus anak seusia Denji, yakni 1-2 tahun adalah sebagai berikut:
Motorik kasar:
- Mengangkat badannya ke posisi berdiri
- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada kursi
- Dapat berjalan dengan dituntun
- Mengulurkan lengan / badan untuk meraih mainan yang diinginkan
Motorik Halus:
- Menggenggam erat pensil
- Memasukkan benda ke mulut
Komentar
Posting Komentar