Langsung ke konten utama

Sehat Sepanjang Tahun untuk Wujudkan Resolusi 2018


Halo, Assalamu'alaikum...

Ceritanya hari ini blogger rumahan bersemedi di kamar (sambil jagain jagoan yang lagi bobok ganteng) untuk menuliskan resolution atau resolusi di tahun depan. Secara kan tahun 2017 akan berakhir dalam hitungan hari. Buat saya, menuliskan resolusi atau targetan yang ingin di capai termasuk hal yang penting. Kalau gak ditulis, kalau enggak lupa ya asik aja gitu leyeh-leyeh. Dan bagi saya hidup tanpa target itu rasanya hampa, gak gereget, dan ujung-ujungnya jadi pemalas sepanjang tahun.

Sebetulnya saya adalah seorang pemimpi besar. Pernah suatu waktu saya menuliskan ratusan mimpi di kertas kecil yang digulung, kemudian saya simpan rapi dalam satu wadah. Tapi akhirnya kertas-kertas itu saya buang saat beberes kamar karena sudah terlalu banyak barang menumpuk. Kertasnya dibuang, tapi mimpinya mah enggak atuh! 

Tapi tenang! Di postingan ini saya gak akan nulis resolusi sebanyak itu (lagi) kok. Hehe... Hanya beberapa poin saja yang menurut saya paling sangat saya ingin capai di tahun 2018 nanti. Tentunya resolusi pengin NIKAH udah gak bakal ditulis, karena masa indah itu sudah tercapai di tahun 2016 dan bonus baby Denji di tahun 2017, yes! :D Baiklah daripada nambah panjang lebar, ada baiknya saya langsung mulai saja.

1. Momterpreneur
Semenjak hamil, saya sudah kepikiran untuk berhenti bekerja pasca melahirkan, hal ini kemudian saya lakukan dengan tidak melanjutkan status saya sebagai seorang guru di salah satu sekolah dasar swasta setelah Denji lahir. Menjadi ibu rumah tangga seutuhnya memang harapan saya dari sebelum menikah dulu. Namun bukan berarti lepas begitu saja dengan dunia pekerjaan. Selain melakukan pekerjaan ibu rumah tangga, saya juga ingin tetap menghasilkan uang meski hanya dari rumah. Untuk itu saya ingin melanjutkan hobi menghasilkan yang beberapa tahun kebelakang saya rintis, yaitu bergerak di bidang handycraft atau kerajinan tangan. Selain itu juga tetap cari tambahan dari ngeblog dan sebagai influencer. Biar deh orang-orang ngiranya saya ini emak-emak zaman now yang gaweannya pegang hape, mainin sosmed mulu, padahal mah ini sambil kerja.

2. Punya Rumah Sendiri
Maklumlah saat ini kami masih menumpang di rumah orang tua, dan memiliki rumah sendiri tentu menjadi harapan besar bagi pasangan yang telah menikah, apalagi saya dan suami sudah diamanahi seorang anak. Semoga rupiah demi rupiah yang saya dan suami kumpulkan bisa untuk membeli tempat tinggal yang layak untuk keluarga kecil kami.

3. Laptop atau Handphone Baru
Kedua benda ini tentu untuk mendukung pekerjaan saya sebagai penulis lepas, blogger, dan influencer. Pengin beli laptop karena belakangan kalau nulis selalu pinjem laptopnya suami. Di sini saya pakai kata 'atau' bukan 'dan', karena sempat ada isu kalau laptop suami mau dihibahkan ke saya, dan kalau benar adanya berarti targetnya cukup beli hp baru saja. Karena sebetulnya hp lama juga masih layak untuk dipakai, hanya saja rasa-rasanya memorinya kurang besar, kameranya kurang jernih, modelnya juga udah ngebosenin. Hehehe XD

4. Berdamai dengan Mama
Hal ini bukan berarti saya musuhan sama ibu sendiri, lho. Maklumlah ya, masih tinggal di rumah orang tua dan pola orang tua dengan saya yang mengaku kids zaman now (eh, emang masih kid? XD) suka gak sama. Misalnya saja soal bedak tabur buat anak saya, baby Denji. Kalau saya pribadi, tidak menggunakan bedak tabur untuk bayi setelah mandi, kecuali pada saat Denji kena biang keringat. Beda lagi dengan mama yang kudu bin harus menggunakan bedak tabur setelah selesai memandikan cucunya. Ya pokoknya perselisihan seputar hal seperti itu, kadang bikin saya bete dan ngediemin mama beberapa jam, udah gitu baikan lagi.  Biasalah kalau deket berantem, kalau jauh kangen-kangenan. Hihihi. Ya, moga di tahun 2018 saya dan mama jadi kompak.

5. Memperbaiki Ibadah
Jujur saja semenjak melahirkan anak pertama, saya merasakan kualitas dan kuantitas ibadah saya jadi berkurang. Namun sebetulnya saya paham benar kalau mengurus anak juga bagian dari ibadah. Tapi kok ya iri ngelihat ummahat-ummahat lainnya yang punya anak kecil, bahkan ada yang lebih dari satu tapi ibadahnya tetap terjaga, ngajinya rajin meski ada buntutnya.

6. Sehat Sepanjang Tahun
Poin keenam dan ini merupakan hal yang paling penting dalam menunjang mewujudkan resolusi sebelumnya. Kebayang kan kalau badan sakit, mau ngapain aja rasanya gak berdaya gitu. Maunya istirahat dan banyakin tidur. Jadi inget beberapa minggu yang lalu sempat terserang diare, rasanya badan lemes karena isinya terkuras berkali-kali. Alhasil selama tiga hari ngerasain sakit, banyak pekerjaan yang terabaikan. Mangkanya kalau sakit jangan kelamaan, kalau lama-lama bisa kacau dunia persilatan pekerjaan ibu rumah tangga. Kalau sekarang sih udah aman karena setelah sakit kemarin, satu tablet Theragran-M saya siapkan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral harian saya.  
Gambar: dokumen pribadi
Theragran-M, apaan sih?
Theragran-M adalah multivitamin-mineral yang sudah tercatatat di BPOM dan memiliki sertifikat halal MUI. Tablet ini diperuntukkan guna mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral. Theragran ini emang cocok dijadikan sebagai suplemen harian bagi yang habis sakit seperti saya. Selain itu jika penggunaannya sesuai dengan dosis yang dianjurkan, yaitu satu tablet setiap hari, maka Theragran aman dikonsumsi bagi ibu menyususi seperti saya sekalipun.
Theragran-M aman untuk ibu hamil dan menyususi
Apa saja kandungan dalam Theragran-M?
Setiap satu tablet Theragran-M mengandung berbagai macam vitamni dan mineral. Di antaranya adalah vitamin A, D, B1, B6, B12, Niasinamida, kalsium pantotenat, vitamin C, dan E. Kandungan mineralnya yaitu Iodium, Besi, Tembaga II, Mangan II, Magnesium, dan Seng.
Kandungan vitamin dan mineral Theragran-M (gambar: dokumen pribadi)
Jadi kandungan vitamin dan mineral dalam Theragran-M ini membantu tubuh kita untuk kembali bertenaga dan sehat kembali. Wah, gak nyesel deh minum multivitamin yang satu ini. Tapi inget minumnya harus sesuai dengan aturan pakainya yak!

Itu dia resolusi saya di tahun 2018 nanti. Semoga diberi kekuatan dan kesungguhan untuk bisa mencapai semua target yang telah dibuat. Kalau kamu, resolusi apa yang ingin dicapai di tahun 2018?

*Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.

Komentar

  1. Semoga semangat sampai akhir tahun lagi ya bu, dan cita2nya terwujud. Aamiin.

    BalasHapus
  2. Moga keinginannya tercapai di tahun depan, ya Mbak

    BalasHapus
  3. Wuah..ga berasa ya sebentar lagi 2017 akan berakhir. Resolusi? Saya blm terpikirkan lbh detail sih masih banyak harap yg menguap

    BalasHapus
  4. sama mbak... awalnya aku sama orang-orang di sekelilingku online cuma main rumpi aja (iya sih kadang-kadang wkwkwk), baru akhir - akhir ini mereka tahu kalau aku ngeblog..
    Semoga resolusinya terwujud mbak...

    BalasHapus
  5. semoga cita cita dan resolusinya tercapai ya...salam kenal mba :)

    BalasHapus
  6. Wah semoga apa yang diinginkkan terwujud yah mba :)
    Apalagi yang bisa kompak sama orang tua, surga dibawah telapak kaki ibu kan? :D

    BalasHapus
  7. Gpp sekarang fokus dulu ngurus adek Denji dan keluarga. Nanti kalau si adek udah agak besar, mungkin bisa ngajar lagi jadi private teacher yg dekat2, jadi bisa tetap ngajar kan. Atau jadi ibu gurunya adek Denji aja. Pemahaman ortu terkadang memang suka berseberangan ya, haha... Seorang ibu tentunya harus selalu sehat ya. Moga adek Denji juga selalu diberi kesehatan ya...

    BalasHapus
  8. SEmoga disegerakan dapet hp sama laptop baru ya mbak (kalo ini aku juga sih... heheh) jangan lupa jaga selalu kesehatan agar fresh dan fit dalam mewujudkan resolusinya ya ^^

    BalasHapus
  9. Semoga semua resolusi tahun 2018 tercapai ya Bunda, sama saya juga mau ganti laptop tapi harus nabung dulu he he

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...