Mengajar Kreatif di Pedalaman Jambi ala Tanoto
Foundation
Sangat
mudah ditemui kasus siswa yang merasa bosan belajar di dalam kelas. Mereka jadi
malas mengikuti pelajaran sehingga kesulitan menyerap ilmu dengan baik. Namun, berkat kegiatan Tanoto Foundation, situasi itu tidak terjadi
di sebuah desa yang ada di pedalaman Jambi.
Situasi
belajar mengajar yang menyenangkan terlihat di Sekolah Dasar Negeri No. 92/V
Gemuruh. Tidak ada yang menyangka kondisi tersebut bisa tercipta di Desa
Gemuruh, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berjarak
sekitar 150 kilometer dari Kota Jambi. Untuk ke sana saja diperlukan waktu
empat jam dengan mobil melewati jalanan yang rusak.
Akan
tetapi, meski berada di pedalaman, guru-guru di SDN No.92/V Gemuruh terbilang
kreatif dalam mengajar. Salah satu contohnya dilaporkan oleh CNN Indonesia. Pada 18 April 2016, CNN Indonesia melihat langsung suasana belajar menarik yang terjadi
di Kelas 5.
Kala
itu tengah berlangsung pengajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun, tidak
seperti sekolah lain yang biasa meminta anak membaca puisi atau menyusun
kalimat, sang guru, Rosmaneni malah mengajak siswanya mewarnai dan menggambar.
Rupanya
para siswa diminta membuat alat peraga. Nantinya alat itu dijadikan sebagai
sarana untuk menceritakan kembali buku yang sudah dibaca oleh siswa. Kemudian,
secara bergiliran, para siswa yang terbagi menjadi tiga kelompok maju ke depan
kelas dan bercerita dengan alat peraga masing-masing.
Metode
ini dinilai Rosmaneni lebih efektif. Siswa lebih mudah menyerap pelajaran yang
ia sampaikan. “Kalau misal mereka membaca buku banyak, pasti sulit hafal atau
mengerti. Kalau dengan gambar, mereka bisa cepat dan lebih mengenal tokoh-tokohnya.
Imajinasi mereka berkembang daripada meringkas dan mencatat tanpa gambar,"
kata Rosmaneni.
Rosmaneni
bisa mengajar dengan kreatif seperti itu berkat kegiatan Tanoto Foundation yang bertajuk Pelita Guru Mandiri. Program ini memberi pelajaran kepada guru
untuk mampu mengajar dengan kreatif di tengah keterbatasan fasilitas. Selain
itu, sistem pengajarannya juga dibuat supaya siswa antusias dalam mengikuti
pelajaran.
Tanoto Foundation yang didirikan oleh keluarga Sukanto Tanoto tidak hanya memberi pelatihan. Mereka juga
mendampingi dan mengevaluasi kinerja para guru. Akibatnya guru tertantang dan
senang untuk mempraktikkan materi pelajaran kreatif yang diberikan.
“Tanoto
Foundation memberikan materi yang mereka minta
untuk dilaksanakan. Kemudian kami praktik dengan kembali ke sekolah dan
melaksanakan rencana tindak lanjut. Makanya kami jadi semangat," kata
Kepala Sekolah SDN No. 92/V Gemuruh, Ellita.
Pelita
Guru Mandiri hanya sebagian dari kegiatan Tanoto Foundation yang terkait pendidikan.
Yayasan yang didirikan oleh keluarga Sukanto Tanoto ini juga aktif memberikan beasiswa Tanoto Foundation. Hal
itu dikarenakan penggagasnya, Sukanto Tanoto, yakin bahwa pendidikan bisa menjadi cara ampuh
dalam pengentasan kemiskinan.
inspiratfi banget, aku belum pernah ke Jmbi
BalasHapusJambi tempat kelahiranku heheh seru nih belajar dengan metode ini.
BalasHapusYa, guru juga perlu ditingkatkan pengetahuan dan wawasannya. Apalagi guru di pedalaman. Semoga makin banyak perusahaan yang peduli dengan kegiatan semacam ini
BalasHapusuntuk Jawa ada gak ya?
BalasHapusthank dan salam kenal