Langsung ke konten utama

Tips Menjemur Pakaian Dalam

Bagi semua orang celana dalam (CD) dan bra (khusus bagi wanita) merupakan barang paling pribadi. Ada yang bilang bahwa dua benda tersebut merupakan 'harga diri' bagi masing-masing pemiliknya karena berhubungan dengan organ paling intim. Karena hal tersebutlah, maka selayaknya kita harus memerhatikan etika dan menjaga baik-baik benda pribadi tersebut seperti kita menjaga baik-baik organ intim kita.

Dalam hal ini, yang harus diperhatikan adalah pada saat menjemur CD dan bra. Mungkin bagi yang mempunyai rumah sendiri yang dilengkapi dengan loteng atau tempat khusus menjemur pakaian, bisa leluasa menjemur dua benda pribadi tersebut tanpa harus memikirkan bisa merusak pemandangan, misalnya, apalagi sampai dilihat orang atau yang lebih seremnya lagi benda tersebut jadi sasaran orang 'sakit jiwa' alias klepto mania.

Namun bagi sebagian orang, terutama para kontraktor dan anak kost, tempat menjemur CD dan bra secara privasi akan sulit didapatkan. Biasanya mereka lebih memilih menjemur di dalam kamar mandi, itupun jika kontrakan dan tempat kostnya memiliki kamar mandi di dalam. Padahal kamar mandi merupakan tempat yang lembab dan pakaian yang dijemur ditempat lembab selain lama kering dan bisa menimbulkan bau, juga rentan diserang jamur.

Untuk mensiasati hal tersebut, penulis mempunyai tips sederhana untuk menjemur pakaian dalam. Tipsnya adalah sebagai berikut:

1. Siapkan hanger kemudian masukkan CD arau bra dengan cara menyampaikannya di bagian tengah hanger.
2. Setelah itu tutup hanger dengan pakaian yang lebih besar seperti kaos, rok, celana atau pakaian lain.

Nah, hanger berisi pakaian dalam siap dijemur tanpa khawatir merusak pemandangan, hilang, dan tentunya tetap menjaga etika. Selamat mencoba :)


Komentar

  1. wah boleh jg tipsnya tapi lebih menarik dan jelas lagi kalo disertai gambar / foto :(

    Regards
    Budy | Travelling Addict
    www.travellingaddict.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah saya tambahkan foto, Mas. Hehe.. Kemarin sempat ngadat gedgetnya. Jadi gak pake foto :D

      Hapus
  2. Kalau di rumah saya menjemurnya di lantai atas. Tapi memang suka senyum-senyum sih kalau lagi lihat jemuran orang lain yang terlihat jelas . Apalagi jemuran pakaian dalam :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe.. Iya mba. Tapi ibuku masih suka jemur pakaian dalam sembarangan XD
      Kalau ada temen ke rumah, tetep dikira aku yg jemur. Wkwkwkwk

      Hapus
  3. xixixixixix wew postingannya agak vulgaro, tapi memang setuju juga sih klo bisa mah diumpetin heula nya ngajemurna.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hohoho.. Vulgar ya teh, tapi harus tetap ditulis biar pada tau. Ini juga sebetulnya tips dari suamiku :D

      Hapus
  4. Sebuah ide yang bagus. Jadi, meskipun diumpetin, tetep bisa kering dan aman dari pengintai tak bersalah. hahahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyap.
      Makasih sudah mampir, Mas Wortel :) *mendadak lapar baca namanya*

      Hapus
  5. wahhhh tipsmu ciamik mba hehehe, aku kalo di kost jemurnya di depan kamar kwkwkwk lha tiap kamar dapet buat tempat jemuran. Tapi kalo baju gede-gede aku laundryin sih :-D

    BalasHapus
  6. Sempat salah baca, kirain tips menjemur pakaian di dalam. Eh ternyata tips menjemur pakaian dalam =D

    BalasHapus
  7. selama ini gak pernah kepikiran he2.., tapi aku gak punya pengalaman kehilangan ..sih..., ini cocok buat yang gak punya halaman belakang...

    BalasHapus
  8. Hahay... kalau saya jemur di atas sih, jadi aman. Keren juga ya idenya dimasukkin ke dalam baju. Tapi itu kemeja laki, hahahah... Jadi ngakak lihat gambarnya

    BalasHapus
  9. Aku kok sabodo teing ya jemur CD. Tp jemur CDnya campur baju Naqib di jemuran gurita sih jd saru mana CD mana baju naqib

    BalasHapus
  10. Wah kreatif juga idenya. Kok gak kepikiran:D. Thanks mbak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...