Langsung ke konten utama

Jalan Bareng Terakhir di 2014

Bismillah..
Tahun ini ditutup dengan traveling bareng temen-temen kampus. Siapa lagi kalau bukan bareng Fhatimah, mba Vita, Mba Ummi dan satu orang gentelment sebagai bodyguard, sama seperti jalan-jalan kita yang sebelumnya. Bedanya, kali ini tanpa Aden. Posisi bodyguard pada traveling kali ini digantikan sama si Afri, boyfriendnya mba Vita. Its ok.

Kalau perjalanan kita sebelumnya ke pantai Sawarna, kali ini kita sepakat untuk rafting di daerah Sukabumi, tepatnya di sungai Cicatih. Hampir semua persiapannya diurusin sama si Fatimah, mulai dari booking tempat, cari rute, carter mobil, sampai prepare makanan ringan buat di mobil. The best deh tuh bocah.
Beberapa hari sebelum berangkat si Fatimah nanya, “Lin, lu nanti pas rafting pake celana kan?”
“Et dah, ya iyalah, masa gue kagak pake celana. Biasanya juga kan pake,” jawab saya sekenanya. Padahal saya tahu maksud pembicaraan si Fatimah. Karena setiap ke kampus saya selalu menggunakan rok panjang atau bahkan gamis, ya style-nya muslimah gitu lah.
“Maksud gue, lu jangan pake rok,”
“Emang rafting gak boleh pake rok ya? Yaudah gue gak jadi ikut aja ya!” ancam saya untuk gak jadi ikut.
Tapi akhirnya saya tetap berangkat untuk rafting bareng teman-teman, tetap pake rok. Lagian enggak ada larangan enggak boleh pake rok atau busana muslim lainnya kok. Soal safety juga aman-aman aja kok, yang penting kita enggak pake rok senderela yang menjuntai-juntai. Yang penting pede aja.
 Jadi buat para jilbaber yang ada niat untuk rafting, bingung dengan penampilan kamu yang kata orang “ribet” itu, its ok. Tetap istikomah aja dengan penampilan kamu. Berbusana islami yang syar’i itu bukan suatu halangan untuk kamu melakukan aktifitas.
Emang sih kadang kita jadi bahan lelucon atau ledekan orang.. misalnya saja pas saya nanjak ke Gunung Padang, atau traveling ke pantai Sawarna, ada aja yang iseng nanya, “Mau pengajian ya, mba?”
Banyak kok akhwat-akhwat tangguh yang naik gunung, mereka tetap dengan ‘seragam’ nya, lengkap dengan kaus kaki andalan mereka juga.
Ada sedikit tips buat akhwat-akhwat yang berniat untuk traveling:
Yang pertama,  pake pakaian yang simple tapi tetap syar’i, usahakan bahan bajunya yang bisa menyerap keringat, jangan yang terlalu tebal, tapi tidak menerawang juga.
Yang kedua, usahakan pakai kerudung bergo atau kerudung langsung. Biar enggak ribet.
Ketiga, gunakan sendal gunung atau sepatu kets yang nyaman dan pas di kaki kamu.
Keempat, jangan lupa bawa kauskaki cadangan, biar kalau kamu main basah-basahan atau kena becek di jalan, kamu bisa ganti dengan kauskaki yang baru,. usahakan bawanya lebih dari dua. Kauskaki baru yang masih diplastikin itu lebih bagus, biar kalau kamu tiba-tiba kehabisan ongkos di jalan, kamu bisa sekalian jualan kauskaki. Hehehe... yang terakhir itu just kidding tapi bisa juga dicoba.
Oke, sekian sedikit catatan saya kali ini.
Oia, lupa nyeritain raftingnya. Hm...pokoknya seru deh, basah-basahan. Biar lebih apdol ini dia potopotonya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berburu Oleh-Oleh di Singapura, Ini yang Bisa Kamu Bawa Pulang ke Indonesia

Salah satu hal yang identik dengan liburan adalah oleh-oleh. Meski bukan hal yang wajib, tapi kalau kata orang sunda mah oleh-oleh  sokan jadi arep-arepeun   nu di imah (jadi hal yang ditunggu-tunggu orang rumah)   dan   rasanya sayang kalau tidak membawa oleh-oleh khas dari suatu negara seperti Singapura. T-shirt I Love Singapure Sumber gambar: bacaterus.com Bingung mau bawa apa dari Singapura? Gantungan kunci atau t-shirt rasanya sudah biasa! Beberapa pilihan berikut ini mungkin bisa jadi ide berburu oleh-oleh nanti. Sumber: singaporetales.co.uk Keramik Yang satu ini oleh-oleh untuk diri sendiri, bisa dipajang di rumah sebagai tanda sudah pernah pergi ke Singapura . Keramik di Singapura sudah lama terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dengan motif yang paling banyak dicari adalah gambar Merlion yang menjadi simbol Singapura. Bak Kwa (sumber: detik.com) Bak Kwa Makanan ini sejenis dendeng daging, dengan rasa yang unik dan pastinya lezat. Da...

Yang Tersayang Memang Gak Boleh Sakit

Beberapa hari ini hujan terus, sampai-sampai cucian tiga hari gak kering-kering. Bukannya gak bersyukur. Hujan kan rahmat ya. Tapi kalau curah hujannya tinggi dan turun dalam waktu yang lama jadi khawatir juga kan. Sebetulnya ada hal yang lebih saya khawatirkan dibanding cucian, perubahan cuaca kadang bikin orang-orang gampang sakit. Apalagi kalau sistem imunnya gak bagus ditambah gaya hidup yang gak teratur. Ngomongin gaya hidup yang gak teratur, yang saya inget pertama kali adalah suami. Soalnya kan suami biasa ‘ngalong’ alias kerja malam, sering begadang, dan makannya juga suka gak teratur. Terlebih saya dan suami hubungan jarak jauh, beliau pulang ke rumah setiap akhir pekan. Jadi kesempatan saya buat ngerawat dan ngingetin ini-itu ke suami juga terbatas, paling cuman lewat whatsapp dan telpon. Saya selalu ngerasa kalau orang-orang terdekat sakit itu enggak enak, bukan semata-mata kita jadi repot ngurusin. Tapi rasa khawatirnya itu lho. Gak tega kan lihatnya. Bener ba...

Monolog Tentang Hujan

Sebuah Catatan KM.2* Pagi masih teramat buta dan aku gegas dalam jagaku sesubuh ini. Merasakan irama tetesan yang mampir keroyokan di ladang hidupku. Aku menengadahkan dagu, menatap rintik lewat lubang rengkawat yang orang bilang sebagai jendela sederhana milik keluarga kami. Kupandangi gelap subuh yang bercahaya, tetesan hujan yang tersorot lampu rumah seberang. Aku bertanya, kapan hujan usai? Kubuka handphone, seseorang bertanya tentang kotaku yang semalaman diguyur hujan. Pertanyaan dari pesan masuk yang aku tanggapi hanya dengan diam. Termenung.  Sambil terus menatapi tetes demi tetes cinta-Nya yang tak kunjung reda. Barangkali menggambarkan suasana hati. Hati siapa entah. Sejenak teringat agenda hari ini, Taman Baca Keliling (TBM) di KP. Tentunya buku-buku itu tak akan pernah mampu berdamai dengan basah, bukan? Aku tak cukup waktu untuk mengambil keputusan membatalkannya, kegiatan yang betapa lampau kami impi dan cita-citakan. Bukan sekedar itu malahan, kami memban...