Bismillah..
Tahun ini ditutup dengan traveling bareng temen-temen kampus. Siapa lagi kalau bukan bareng Fhatimah, mba Vita, Mba Ummi dan satu orang gentelment sebagai bodyguard, sama seperti jalan-jalan kita yang sebelumnya. Bedanya, kali ini tanpa Aden. Posisi bodyguard pada traveling kali ini digantikan sama si Afri, boyfriendnya mba Vita. Its ok.
Kalau perjalanan kita sebelumnya ke pantai Sawarna, kali ini kita sepakat untuk rafting di daerah Sukabumi, tepatnya di sungai Cicatih. Hampir semua persiapannya diurusin sama si Fatimah, mulai dari booking tempat, cari rute, carter mobil, sampai prepare makanan ringan buat di mobil. The best deh tuh bocah.
Beberapa hari sebelum berangkat si Fatimah nanya, “Lin, lu nanti pas rafting pake celana kan?”
“Et dah, ya iyalah, masa gue kagak pake celana. Biasanya juga kan pake,” jawab saya sekenanya. Padahal saya tahu maksud pembicaraan si Fatimah. Karena setiap ke kampus saya selalu menggunakan rok panjang atau bahkan gamis, ya style-nya muslimah gitu lah.
“Maksud gue, lu jangan pake rok,”
“Emang rafting gak boleh pake rok ya? Yaudah gue gak jadi ikut aja ya!” ancam saya untuk gak jadi ikut.
Tapi akhirnya saya tetap berangkat untuk rafting bareng teman-teman, tetap pake rok. Lagian enggak ada larangan enggak boleh pake rok atau busana muslim lainnya kok. Soal safety juga aman-aman aja kok, yang penting kita enggak pake rok senderela yang menjuntai-juntai. Yang penting pede aja.
Jadi buat para jilbaber yang ada niat untuk rafting, bingung dengan penampilan kamu yang kata orang “ribet” itu, its ok. Tetap istikomah aja dengan penampilan kamu. Berbusana islami yang syar’i itu bukan suatu halangan untuk kamu melakukan aktifitas.
Emang sih kadang kita jadi bahan lelucon atau ledekan orang.. misalnya saja pas saya nanjak ke Gunung Padang, atau traveling ke pantai Sawarna, ada aja yang iseng nanya, “Mau pengajian ya, mba?”
Banyak kok akhwat-akhwat tangguh yang naik gunung, mereka tetap dengan ‘seragam’ nya, lengkap dengan kaus kaki andalan mereka juga.
Ada sedikit tips buat akhwat-akhwat yang berniat untuk traveling:
Yang pertama, pake pakaian yang simple tapi tetap syar’i, usahakan bahan bajunya yang bisa menyerap keringat, jangan yang terlalu tebal, tapi tidak menerawang juga.
Yang kedua, usahakan pakai kerudung bergo atau kerudung langsung. Biar enggak ribet.
Ketiga, gunakan sendal gunung atau sepatu kets yang nyaman dan pas di kaki kamu.
Keempat, jangan lupa bawa kauskaki cadangan, biar kalau kamu main basah-basahan atau kena becek di jalan, kamu bisa ganti dengan kauskaki yang baru,. usahakan bawanya lebih dari dua. Kauskaki baru yang masih diplastikin itu lebih bagus, biar kalau kamu tiba-tiba kehabisan ongkos di jalan, kamu bisa sekalian jualan kauskaki. Hehehe... yang terakhir itu just kidding tapi bisa juga dicoba.
Oke, sekian sedikit catatan saya kali ini.
Oia, lupa nyeritain raftingnya. Hm...pokoknya seru deh, basah-basahan. Biar lebih apdol ini dia potopotonya.
Tahun ini ditutup dengan traveling bareng temen-temen kampus. Siapa lagi kalau bukan bareng Fhatimah, mba Vita, Mba Ummi dan satu orang gentelment sebagai bodyguard, sama seperti jalan-jalan kita yang sebelumnya. Bedanya, kali ini tanpa Aden. Posisi bodyguard pada traveling kali ini digantikan sama si Afri, boyfriendnya mba Vita. Its ok.
Kalau perjalanan kita sebelumnya ke pantai Sawarna, kali ini kita sepakat untuk rafting di daerah Sukabumi, tepatnya di sungai Cicatih. Hampir semua persiapannya diurusin sama si Fatimah, mulai dari booking tempat, cari rute, carter mobil, sampai prepare makanan ringan buat di mobil. The best deh tuh bocah.
Beberapa hari sebelum berangkat si Fatimah nanya, “Lin, lu nanti pas rafting pake celana kan?”
“Et dah, ya iyalah, masa gue kagak pake celana. Biasanya juga kan pake,” jawab saya sekenanya. Padahal saya tahu maksud pembicaraan si Fatimah. Karena setiap ke kampus saya selalu menggunakan rok panjang atau bahkan gamis, ya style-nya muslimah gitu lah.
“Maksud gue, lu jangan pake rok,”
“Emang rafting gak boleh pake rok ya? Yaudah gue gak jadi ikut aja ya!” ancam saya untuk gak jadi ikut.
Tapi akhirnya saya tetap berangkat untuk rafting bareng teman-teman, tetap pake rok. Lagian enggak ada larangan enggak boleh pake rok atau busana muslim lainnya kok. Soal safety juga aman-aman aja kok, yang penting kita enggak pake rok senderela yang menjuntai-juntai. Yang penting pede aja.
Jadi buat para jilbaber yang ada niat untuk rafting, bingung dengan penampilan kamu yang kata orang “ribet” itu, its ok. Tetap istikomah aja dengan penampilan kamu. Berbusana islami yang syar’i itu bukan suatu halangan untuk kamu melakukan aktifitas.
Emang sih kadang kita jadi bahan lelucon atau ledekan orang.. misalnya saja pas saya nanjak ke Gunung Padang, atau traveling ke pantai Sawarna, ada aja yang iseng nanya, “Mau pengajian ya, mba?”
Banyak kok akhwat-akhwat tangguh yang naik gunung, mereka tetap dengan ‘seragam’ nya, lengkap dengan kaus kaki andalan mereka juga.
Ada sedikit tips buat akhwat-akhwat yang berniat untuk traveling:
Yang pertama, pake pakaian yang simple tapi tetap syar’i, usahakan bahan bajunya yang bisa menyerap keringat, jangan yang terlalu tebal, tapi tidak menerawang juga.
Yang kedua, usahakan pakai kerudung bergo atau kerudung langsung. Biar enggak ribet.
Ketiga, gunakan sendal gunung atau sepatu kets yang nyaman dan pas di kaki kamu.
Keempat, jangan lupa bawa kauskaki cadangan, biar kalau kamu main basah-basahan atau kena becek di jalan, kamu bisa ganti dengan kauskaki yang baru,. usahakan bawanya lebih dari dua. Kauskaki baru yang masih diplastikin itu lebih bagus, biar kalau kamu tiba-tiba kehabisan ongkos di jalan, kamu bisa sekalian jualan kauskaki. Hehehe... yang terakhir itu just kidding tapi bisa juga dicoba.
Oke, sekian sedikit catatan saya kali ini.
Oia, lupa nyeritain raftingnya. Hm...pokoknya seru deh, basah-basahan. Biar lebih apdol ini dia potopotonya.
Komentar
Posting Komentar