Ini kehidupanku, tak ada unsur kesengajaan walau tak tepat juga dibilang sebagai kebetulan. Sebab aku pun tahu, di dunia ini tak ada yang kebetulan, segala telah tertulis di lauful mahfudz. Sungguh, semua berjalan apa adanya, setidaknya aku memastikan untuk membuat ini berjalan normal, apa adanya--seperti diriku.
Sedari dulu, sebelum mengenalmu atau siapapun yang merasa, aku sudah mencintai buku, mimpi tentang taman baca, menggilai teh meski sering merajuk pada kopi, merindukan bermain di bawah hujan, tanah-tanah yang ingin aku injak, mengajar, menulis, peta dunia, menyejarah, puisi, melangit-membumi, —dan ini semua milikku. Asal kau tahu, aku bukan epigon! Aku masih normal untuk melakukannya!
Ups, (istighfar tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan pelan)
Besok pagi, aku akan bangun dalam keadaan lega, aku berjanji. Aku takkan pernah peduli lagi dengan orang-orang, sekalipun itu teman dekat yang menyebutkan banyak kesamaan antara aku, kamu, dia, atau siapapun sebagi salah satu pertanda jodoh kita, yang berkali-kali mencoba mencari celah agar aku denganmu, yang menghadirkan begitu banyak harapan semu, membuat praduga-praduga yang tak mendasar, dan bahkan menjadi ‘gila’, sungguh cara syaitan itu sangat halus.
Aku adalah diriku, sebelum kau datang, jauh sebelum kamu hadir.
Aku berlindung pada-Mu dari rasa sedih dan duka cita...
Iya kamu adalah dirimu Teteh ku "Eceu sandal jepit" :-P
BalasHapusokeh lah kalau begitu. akakakakkkkk XD
Hapus